Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ekonomi Indonesia Bisa Bertahan di saat Ekonomi Dunia Anjlok?

Kompas.com - 09/11/2017, 13:30 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menguatnya kondisi perekonomian di Indonesia secara umum belakangan ini dilihat tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi ekonomi dunia yang sedang dilanda sejumlah masalah.

Bahkan, ada pandangan bahwa ekonomi Indonesia hebat karena tidak menerima dampak dari kondisi ekonomi global.

Namun, apakah hal itu benar? Menurut ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri, ekonomi Indonesia belum bisa dibilang hebat.

"Kenapa ekonomi dunia anjlok, Indonesia tidak anjlok? Karena sektor keuangan kita masih cetek, bukan karena kita hebat," kata Faisal usai menghadiri acara MNC Sekuritas di Ambhara Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (9/11/2017).

(Baca: Faisal Basri: Tolong Pemerintah Jangan Grasak Grusuk Bikin Kebijakan)

Faisal menjelaskan, memang ada penurunan sedikit yang merupakan pengaruh dari kondisi ekonomi dunia, namun tidak terlalu signifikan. Sementara, jika nantinya ekonomi dunia membaik, Indonesia juga belum tentu bisa merasakan keuntungannya secara langsung.

Menurut Faisal, hal itu dikarenakan 70 persen ekspor dari Indonesia merupakan ekspor komoditi. Sedangkan, jika ekspornya adalah manufaktur, baru bisa merasakan langsung manfaatnya karena produk manufaktur lebih cepat laku dalam perdagangan dunia.

"Jadi, untuk lebih kompatibel, naikkan industri manufakturnya, dorong ekspor industri manufakturnya, perkuat industri manufakturnya," tutur Faisal.

Dia turut menambahkan bahwa pemerintah Indonesia perlu membenahi sektor keuangan dengan fokus pada financial deepening dan memperkuat sektor-sektor industri.

Hal ini sejalan dengan produk manufaktur yang dianggap lebih laku dalam perdagangan dunia dan merupakan hasil dari sektor industri.

"Tidak ada negara yang bisa kompatibel dengan dunia, menikmati keuntungan dari perdagangan dunia, kalau manufakturnya lemah. Kalau manufaktur kuat, keuntungannya ada dua, gains from trade dan additional gains from trade. Ada keuntungan ekstra karena ada perdagangan intraindustri," ujar Faisal.

Kompas TV Di paruh pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi hanya melaju 5,01%

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com