Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sugiono Si Raja Tandon Air Indonesia

Kompas.com - 11/11/2017, 11:14 WIB
Kompas TV Kini, warga Dusun Pelangkerep, Desa Sumberkare, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, dapat bernafas lega.

Setelah krisis, muncul persoalan pajak. Dia mengaku, selama ini memang fokus pada produksi dan percaya dengan karyawan. Karena itu ia tidak pernah serius melakukan cek and ricek terkait dokumen yang ditandatanganinya.

Merasa administrasi berantakan, dia mulai melakukan pembenahan dengan membuat pembukuan secara terbuka serta menghitung kembali nilai pajak yang harus disetorkan ke negara.  "Jika kita bayar pajak dengan benar maka negara bisa menjaga kita," tegasnya.

Setelah melewati masa-masa sulit, kini Penguin Indonesia telah mengoperasikan delapan pabrik yang tersebar di Jakarta, Karawang, Surabaya, Semarang, Pontianak, Makassar, dan Medan. Penyebaran pabrik di sejumlah wilayah dimaksudkan untuk memenuhi permintaan di wilayah tersebut, sekaligus memotong biaya logistik.  

Produk tangki air Penguin juga makin beragam. Selain menghadirkan ukuran tangki di atas rata-rata, Penguin juga mengeluarkan produk tangki anti bakteri, UV Light, untuk keperluan rumah tangga  hingga pabrikan.

Baca juga: Kisah Jatuh Bangunnya Pedagang Sapi yang Beromzet Rp 30 Miliar Per Bulan

Total ada 10 macam tangki. Beberapa di antaranya adalah general tank, silo tank, eco tank dan underground. Ini semua berkat inovasi dan kejelian Sugiono melihat perubahan kebutuhan pasar.

Merasa sudah cukup memimpin bisnisnya, Sugiono mulai menurunkan posisi kepada anak-anaknya yaitu James Salim dan Calvin Salim. Generasi kedua itu mulai menjajal program digital marketing untuk memasarkan produknya.  

Menyasar pasar ritel dan korporasi, total penjualan dalam setahun  mencapai 1 juta unit.


Meskipun sudah memasuki usia yang terbilang tidak muda lagi, tapi Liem Sugiono Salim, pendiri PT Penguin Indonesia, masih aktif bekerja. Agar tetap fit, sebelum bekerja setiap hari, pria berusia 61 tahun ini rutin berolahraga pagi.

Sebelum berangkat ke kantor, Sugiono jalan pagi berkeliling di komplek perumahan sejak pukul 06.00 WIB. Menurutnya, jalan kaki ini suatu rutinitas yang menyenangkan, selain membawa kebugaran pada fisiknya yang sudah melewati usia setengah abad itu. "Jalan dan memberikan sapaan selamat pagi, itu nikmat sekali," ujarnya kepada Kontan, beberapa waktu lalu.

Setelah merasa sudah cukup olahraga pagi, dia pun pulang ke rumah dan sarapan. Setelah itu, dia memilih berkumpul dengan teman-temannya bermain ping pong di halaman depan  rumahnya. Selama bermain ping pon, mereka kerap mengobrol tentang  apapun yang menarik dibicarakan.  

Menurut Sugiono, rutinitas ini merupakan sesuatu yang menyenangkan di hari tuanya. Baginya, permainan ini membuatnya tampak lebih bersemangat, mampu  menghilangkan pikiran negatif serta bisa melatih otot-ototnya agar tetap dalam kondisi baik.  

Setelah arah jarum jam bergerak menunjukkan pukul 10.00 WIB, rekan-rekannya satu persatu pulang ke rumah.  Kemudian ia pun bersiap-siap berangkat menuju kantor yang berada di bilangan Jakarta Barat.

Rutinitas hariannya ini berbeda ketika memasuki akhir pekan. Pada akhir pekan Sugiono tetap sibuk olahraga pagi, tapi setelah itu ia berkumpul  dengan anak-anaknya. Kemudian mereka makan bersama dan menonton film bersama di bioskop. "Saya menonton film apa saja.  Saya suka banget sama Jackie Chan," katanya sambil tertawa.

Rutinitas dan hobinya ini membuat Sugiono tetap terlihat segar dan bisa menikmati pekerjaan setiap hari tanpa merasa ada beban yang terlalu berat. (Kontan/Tri Sulistiowati)

Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Lika-liku raja tandon air di tanah air

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com