Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Alibaba Kembangkan Ritel Offline?

Kompas.com - 11/11/2017, 14:23 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

SHANGHAI, KOMPAS.com - Alibaba sebagai perusahaan e-commerce terbesar di China sedang mengembangkan ritel offline atau fisik dibeberapa wilayah China salah satunya Shanghai.

Dikenal sebagai pelaku e-commerce, apa alasan Alibaba mengembangkan bisnis offline?

Vice President dan Co Founder Alibaba, Joe Tsai, mengatakan, pihaknya sedang mengembangkan sentuhan virtual dalam toko offline yang disebut augmented reality(AR) untuk memberikan daya tarik kepada konsumen.

Hal ini dilakukan guna memberikan kepuasan pelayanan dalam kolaborasi bisnis online dan offline serta pengalaman yang unik bagi konsumen dalam berbelanja secara offline pada toko fisik milik Alibaba.

Baca juga : Pharrell Williams Buka Festival Belanja Online 11.11 Alibaba

"Belanja itu hiburan dan ini akan menarik bagaimana kami kembangkan augmented reality di beberapa store kami," ujarnya di Shanghai, Sabtu dinihari waktu Shanghai (11/11/2017).

Seperti supermarket Hema yang dikembangkan Alibaba, hingga kini Hema telah memiliki 20 gerai di China meliputi 13 toko di Shanghai, tiga di Beijing dan masing-masing satu toko fisik di Ningbo, Hangzhou, Guiyang, Shenzhen.

Pada supermarket fisik Hema, konsumen bisa mendapatkan informasi produk dengan cara memindai barcode pada produk dengan aplikasi Hema, kemudian bisa langsung melakukan pembelian dengan Alipay.

Kerupuk Udang asal Indonesia di supermarket Hema Daning Store, Shanghai, milik Alibaba Group.KOMPAS.com/PRAMDIA ARHANDO JULIANTO Kerupuk Udang asal Indonesia di supermarket Hema Daning Store, Shanghai, milik Alibaba Group.
Tak fokus diskon

Tsai menjelaskan, pada perhelatan pesta belanja online 11.11 atau Global Shopping Festival 2017, pihaknya tidak hanya terfokus pada diskon harga, akan tetapi kepuasan pelayanan hingga kemudahan dalam berbelanja

"Kami tidak fokus kepada diskon. Diskon hanya salah satunya karena kami akan lebih kepada perkembangan entertainment saat belanja," jelasnya.

Sementara itu, pada pesta belanja online kali ini, Alibaba juga berupaya mendorong tingkat konsumsi masyarakat China.

Sebab, saat ini potensi tersebut terlihat jelas dengan adanya pertumbuhan pendapatan per kapita China dari 7.000 dollar AS per kapita pada 1999 menjadi 80.000 dollar AS per kapita pada saat ini.

Baca juga: Ritel Alibaba Pasarkan Kerupuk Udang Asal Indonesia

"Selama 10 tahun gaji naik double digit, semua orang membicarakan belanja dan shopping pay," ungkapnya.

Menurut dia, dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, maka akan berdampak pada konsumsi, dan potensi pasar ini yang akan dibidik oleh Alibaba.

Pada 2017 ini, Alibaba menargetkan sebanyak 500 juta konsumen dari seluruh dunia terlibat aktif dalam festival yang menyediakan 140.000 merek dan 15 juta produk berkualitas.

Kompas TV Di tanah air sejumlah situs online juga turut berpastipasi dengan menebar diskon untuk menarik pembeli.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com