Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Tolak Perpanjangan Izin Impor Daging Kerbau India

Kompas.com - 15/11/2017, 20:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan tidak akan mengeluarkan rekomendasi impor untuk daging kerbau asal India.

Sehingga, upaya Perum Bulog untuk mengajukan perpanjangan izin impor daging kerbau beku asal India untuk tahun 2018 dipastikan tidak akan berjalan mulus.

Rekomendasi impor merupakan syarat agar BUMN pangan tersebut bisa mengantongi Surat Pesetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan (Kemdag).

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita mengatakan, pihaknya tidak akan menerbitkan rekomendasi impor untuk perpanjangan impor daging kerbau.

Baca juga : Daging Kerbau Impor Serbu Pasar, Bisnis Sapi Potong Rakyat Terhimpit

Alasannya, selain tidak berhasil menekan harga daging sapi dalam negeri, Kemtan juga ingin agar produksi daging dalam negeri bisa meningkat.

Kendati demikian, Ketut bilang, rekomendasi impor daging kerbau beku bisa diterbitkan bila sudah diputuskan di dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) tingkat menteri.

"Jadi rekomendasi impor daging kerbau dari India sebanyak 51.728 ton pada April sampai Desember 2017 merupakan rekomendasi yang terakhir yang diterbitkan Kemtan," ujarnya, seperti dikutip dari KONTAN, Selasa (14/11/2017).

Sikap Kementan ini didukung oleh Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi.

Baca juga : Bulog: Daging Kerbau Bukan untuk Gantikan Daging Sapi

Dia mengaku pihaknya tidak setuju impor daging kerbau beku. Musababnya, konsumen khususnya di pasar tradisional, masih lebih menyukai daging sapi segar dibandingkan daging kerbau beku.

Akibatnya, banyak pedagang yang mencampurkan daging kerbau beku dengan daging sapi dan menjualnya dengan harga tinggi.

"Bulog mengklaim mampu melakukan stabilisasi harga dan memberikan ketersediaan pasokan. Kalau Bulog mengklaim seperti itu, standar acuannya apa," kata Asnawi

Kemendag Beri Izin

Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengaku, pihaknya telah menerima permintaan perpanjangan impor daging kerbau beku dari Bulog.

Baca juga : Bulog Segera Datangkan 5.000 Ton Daging Kerbau dari India

Namun ia masih belum memastikan apakah Kemendag akan mengeluarkan SPI atau tidak. Hanya saja menurutnya, Kemdag tidak akan menambah izin impor daging oleh Bulog, melainkan hanya perpanjangan izin.

"Pada prinsipnya pengajuan perpanjangan izin ini tidak masalah," ujarnya.

Direktur Pengadaan Bulog, Tri Wahyudi Saleh bilang, Bulog mengajukan perpanjangan izin impor itu karena ada kuota impor 30.000 ton daging beku yang ingin dilanjutkan.

Kuota yang diajukan ini merupakan sisa kuota impor sebelumnya sebesar 51.728 ton daging kerbau beku. (Lidya Yuniartha, Noverius Laoli)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Kemtan tolak rekomendasi impor daging" pada Rabu (15/11/2017).

Kompas TV Jelang Lebaran, Daging Sapi Tetap Jagoan Harga Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com