Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Wajibkan Ritel Modern Sediakan Grosir bagi Pedagang Tradisional

Kompas.com - 24/11/2017, 21:22 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita mengatakan, ada tiga hal yang membuat pedagang tradisional kalah bersaing dengan toko ritel modern. Yakni tentang perolehan barang, modal kerja dan tempat kumuh serta bau yang kerap disandingkan dengan pedagang tradisional.

Oleh karena itu, untuk perolehan barang, Enggar mewajibkan kepada setiap ritel modern untuk menyediakan barang grosir kepada pedagang tradisional. Tujuannya supaya pedagangan tradisional yang ada di sekitar ritel modern itu mendapatkan akses barang dengan harga yang lebih murah.

Namun demikian, tidak ada kewajiban bagi pedagang tradisional untuk selalu mengambil barang pada ritel modern tersebut.

"Memotong rantai, diberikan opsi kepada pedagang. Ini bagaimana kita membantu pedagang tradisional dan warung untuk mendapatkan pilihan alternatif perolehan barang dengan harga yang lebih murah," katanya saat melakukan peninjauan di Pasar Oro-oro Dowo, Kota Malang, Jumat (24/11/2017).

Baca juga : Mendag: Uang dari Kredit Jangan Dipakai buat Kawin Lagi

Saat ini, sudah ada dua ritel modern yang siap untuk menyediakan barang grosir untuk pedagang tradisional. Yakni Indogrosir dan Alfamart. Ke depan, setiap ritel modern akan mendapatkan kewajiban yang sama.

Sementara itu, pelaksanaan penyediaan barang grosir untuk pedagang tradisonal itu sudah mulai berlaku di Jakarta dan sekitarnya. Tahun depan, penyediaan barang grosir untuk pedagangan tradisonal itu akan berlaku di seluruh Indonesia. "Jakarta dan sekitarnya dulu. Tapi semuanya loh. Ini program nasional," katanya.

Dia menyebutkan, saat ini, total keberadaan toko ritel modern di Indonesia sebanyak 16.000 hingga 17.000. Namun, tidak setiap toko itu wajib menyediakan barang grosir untuk pedagangan tradisional. Pengelola ritel itu nantinya bisa menentukan toko mana yang akan menyediakan grosir untuk pedagang tradisional.  "Tidak semua. Mereka nanti tentukan," katanya.

Melalui kebijakan itu, pedagangan tradisional diharapkan tidak gulung tikar dengan kehadiran toko ritel modern tersebut.

"Karena kita ada 340.000 lebih per hari ini anak muda yang bekerja di sana. Kalau ditutup jadi apa mereka. Itu suatu keniscayaan, enggak bisa (ritel modern) kita tutup. Tapi jangan sampai mereka (pedagang tradisional) tutup," sebutnya.

Kompas TV Tidak hanya melalui gerai konvensional, Ramayana juga menyambangi konsumennya melalui situs jual beli online Tokopedia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com