DUBAI, KOMPAS.com - Selama ini Arab Saudi bukan merupakan destinasi wisata yang menjadi pilihan para turis. Akan tetapi, pemerintah Arab Saudi bakal mengubah itu.
Setiap tahun, Arab Saudi sudah menyambut jutaan jamaah haji. Kini, pemerintah Arab Saudi akan menyambut turis konvensional untuk menggenjot devisa dan perekonomian.
"Targetnya adalah orang-orang yang ingin merasakan negara ini dan kemegahan negara ini," kata Kepala Komisi Pariwisata dan Warisan Budaya Nasional, Pangeran Sultan bin Salman seperti dikutip dari CNN Money, Sabtu (25/11/2017).
Arab Saudi berencana menerbitkan visa turis pertama pada tahun 2018 mendatang. Sebelumnya, visa diberikan sangat ketat, hanya untuk bekerja atau mengunjungi tempat-tempat suci.
Menarik kunjungan turis adalah salah satu cara Arab Saudi menghilangkan ketergantungan kepada minyak. Pada tahun 2030 mendatang, jumlah kedatangan turis ditargetkan mencapai 30 juta, naik dari 18 juta pada tahun 2016.
Baca juga : Banyak WNI Manfaatkan Visa Haji untuk Bekerja di Luar Negeri
Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman, juga mengumumkan rencana pembangunan metropolis senilai 500 miliar dollar AS yang membentang sepanjang perbatasan Arab Saudi dengan Mesir dan Yordania. Pangeran Mohammed memang mendorong perombakan total pada perekonomian Arab Saudi.
"Arab Saudi memiliki potensi wisata yang besar, karena iklimnya, warisan sejarah dan budayanya, keindahan alam, dan biota laut yang kaya. Namun, (Arab Saudi) dikelilingi negara yang politiknya tidak stabil dan keamanan selalu menjadi isu," jelas Nikola Kosutic, manajer riset senior Euromonitor.