Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Ekonomi, Arab Saudi Bakal Terbitkan Visa Wisatawan

Kompas.com - 25/11/2017, 15:44 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN Money

DUBAI, KOMPAS.com - Selama ini Arab Saudi bukan merupakan destinasi wisata yang menjadi pilihan para turis. Akan tetapi, pemerintah Arab Saudi bakal mengubah itu.

Setiap tahun, Arab Saudi sudah menyambut jutaan jamaah haji. Kini, pemerintah Arab Saudi akan menyambut turis konvensional untuk menggenjot devisa dan perekonomian.

"Targetnya adalah orang-orang yang ingin merasakan negara ini dan kemegahan negara ini," kata Kepala Komisi Pariwisata dan Warisan Budaya Nasional, Pangeran Sultan bin Salman seperti dikutip dari CNN Money, Sabtu (25/11/2017).

Arab Saudi berencana menerbitkan visa turis pertama pada tahun 2018 mendatang. Sebelumnya, visa diberikan sangat ketat, hanya untuk bekerja atau mengunjungi tempat-tempat suci.

Menarik kunjungan turis adalah salah satu cara Arab Saudi menghilangkan ketergantungan kepada minyak. Pada tahun 2030 mendatang, jumlah kedatangan turis ditargetkan mencapai 30 juta, naik dari 18 juta pada tahun 2016.

Baca juga : Banyak WNI Manfaatkan Visa Haji untuk Bekerja di Luar Negeri

Ilustrasi visa.shutterstocks Ilustrasi visa.
Pemerintah Arab Saudi menargetkan belanja turis secara tahunan mencapai 47 miliar dollar AS pada tahun 2020. Untuk mencapai target-target ambisius tersebut, beberapa proyek dijalankan, seperti rencana pembangunan resor di pinggir pantai dan taman hiburan yang rencananya rampung pada tahun 2022.

Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman, juga mengumumkan rencana pembangunan metropolis senilai 500 miliar dollar AS yang membentang sepanjang perbatasan Arab Saudi dengan Mesir dan Yordania. Pangeran Mohammed memang mendorong perombakan total pada perekonomian Arab Saudi.

"Arab Saudi memiliki potensi wisata yang besar, karena iklimnya, warisan sejarah dan budayanya, keindahan alam, dan biota laut yang kaya. Namun, (Arab Saudi) dikelilingi negara yang politiknya tidak stabil dan keamanan selalu menjadi isu," jelas Nikola Kosutic, manajer riset senior Euromonitor.

Kompas TV Donald Trump Buat Kriteria Baru Soal Visa ke AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN Money


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com