Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditantang Menteri Rini, PT Inti Akhirnya Keluar dari Rapor Merah

Kompas.com - 26/11/2017, 14:30 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Setelah empat tahun bergelut dengan kinerja negatif, tahun ini PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) keluar dari rapor merah.

“Kondisi perusahaan dibanding tahun lalu, sales naik 2 kali lipat tapi kontrak naik 3 kali lipat,” ujar Direktur Utama PT INTI, Darman Mappangara di sela Turnamen Catur Nasional INTI-LEN di Bandung, Minggu (26/11/2017).

Tahun lalu, sambung Darman, nilai kontrak perusahaan BUMN ini Rp 700 miliar. Namun tahun ini naik menjadi Rp 2 triliun. Begitupun dengan sales, dari Rp 80 miliar di tahun lalu naik menjadi Rp 1,5 triliun di tahun ini.

Pendapatan terbesar bersumber dari tiga unit bisnis PT INTI. Kontribusi terbesar sekitar 60-70 persen disumbang dari sektor pertahanan dan bisnis digital. Lalu diikuti broadband kemudian unit energi.

Baca juga : PT Inti Dapat Kontrak Kerja dari Kementerian ESDM Senilai Rp 21 Miliar

“Dengan pencapaian ini, keuntungan PT INTI masih di bawah satu persen atau sekitar Rp 1 miliar-Rp 2 miliar,” ucapnya.

Untuk industri seperti PT INTI, net profit margin yang bagus sebesar 3 persen dari sales. Jika PT INTI mendapat Rp 1 triliun, maka normalnya, keuntungan perusahaan ini sebesar Rp 30 miliar. Namun untuk saat ini, pendapatan tersebut sulit diraih.

“Keuntungan baru Rp 1 miliar-2 miliar, tapi kita positif. Karena empat tahun ke belakang, rapornya merah. Bahkan tahun lalu rugi Rp 313 miliar. Makanya orang kalau ditunjuk jadi Dirut PT INTI bakal nolak,” tuturnya.

Darman sendiri menerima jabatan Dirut PT Inti karena suka tantangan. Apalagi ketika Menteri BUMN, Rini Soemarno menantang dirinya.

“Diberi tantangan oleh Bu Rini, tahun ini tidak boleh rugi,” tuturnya.

Darman mengatakan, tantangan terberat memimpin perusahaan yang dulunya besar dan rugi selama 4-5 tahun adalah mengembalikan kepercayaan karyawan kepada manajemen. Karyawan beranggapan manajemen adem-adem saja melihat perusahaan rugi.

“4 tahun rugi. Tapi tahun ini kami bisa melewatinya dan begitu mendapatkan kontrak, karyawan kami memperlihatkan kepercayaan dirinya dan kinerjanya bahwa mereka mampu mengerjakan kontrak,” ungkapnya.

Setelah itu, ia harus meyakinkan stakeholder, bahwa PT INTI bisa berjaya seperti dulu. Ia pun menggandeng berbagai perusahaan dalam dan luar negeri untuk bekerja sama.

Kompas TV Tidak berhenti di penggabungan BUMN pertambangan, pemerintah juga terus melaju dengan penggabungan Bank BUMN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com