BANDUNG, KOMPAS.com – Untuk meningkatkan kinerja setelah empat tahun berapor merah, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) menggandeng sejumlah perusahaan dalam dan luar negeri.
Direktur Utama PT Inti, Darman Mappangara menyebutkan, pihaknya saat ini tengah merenovasi pabrik di Dayeuhkolot Bandung. Pabrik tersebut akan dioptimalkan pada 2018 dengan menggandeng sejumlah perusahaan.
“PT Inti itu industri telekomunikasi, tapi industrinya hilang. PT Inti jiwanya hilang. Tanah 8 hektar di Dayeuhkolot (Bandung) juga ditinggalkan,” ujar Direktur Utama PT Inti, Darman Mappangara di sela Turnamen Catur Nasional Inti-LEN di Bandung, Minggu (26/11/2017).
Darman mengatakan, dari 8 hektar tanah hanya sedikit yang digunakan. Karena itu, ia mengajak sejumlah perusahaan dalam negeri dan asing untuk bekerjasama menghidupkan pabrik tersebut.
Baca juga: PT Inti Dapat Kontrak Kerja dari Kementerian ESDM Senilai Rp 21 Miliar
Salah satunya adalah PT Trinitan Global Pasific. Trinitan telah bekerja sama dengan PT Sharp Semiconductor Indonesia (SSI) dalam menggunakan desain dan teknologi produksi LED lighting.
“Kami mengajak produk-produk smart devices. Lalu ada produk kami computer, ADSB pengganti radar, hingga program yang membantu verifikasi penerima bantuan sosial yang bisa dilakukan offline, dan produk lainnya,” tuturnya.
Pengaktifan kembali pabrik di Dayeuhkolot, akan dilakukan tahun depan. Tahun ini pihaknya tengah fokus melakukan berbagai renovasi di pabrik tersebut. “Tahun depan kami menghidupkan industrinya dan berinovasi,” tuturnya.
Berita sebelumnya, setelah empat tahun rugi, perusahaan BUMN ini akhirnya keluar dari rapor merah. Penjualan naik dua kali lipat dan kontrak naik tiga kali lipat dari Rp 700 miliar menjadi Rp 2 triliun.
Catatan Redaksi:
Berita ini sebelumnya berjudul 2018, PT Inti Boyong Pabrik Sharp ke Bandung