Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apindo Minta Pemerintah Atur Persaingan dengan Airbnb

Kompas.com - 28/11/2017, 12:15 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyarankan pemerintah mulai mengatur mekanisme sharing economy di bidang akomodasi yang dilakukan oleh situs Airbnb (Airbed and Breakfast) asal Amerika Serikat.

Situs Airbnb memungkinkan konsumen yang menggunakan jasa tersebut untuk menyewa kamar, ruangan, hingga rumah seseorang untuk menginap.

"Airbnb jadi keprihatinan kami, karena kami seperti menghadapi persaingan dengan hantu. Harus ada sikap yang jelas dari pemerintah," kata Hariyadi saat menjadi pembicara dalam CORE Economic Outlook 2018 di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Selasa (28/11/2017).

Baca juga : Bisnis Hotel Kempinski Tak Khawatir Disrupsi Dari Aplikasi Airbnb

Hariyadi menjelaskan, masyarakat di Indonesia banyak menjadi konsumen dari situs Airbnb. Berdasarkan perhitungan sementara dari Apindo, perkembangan pengguna Airbnb di Indonesia tumbuh pesat hingga mencapai 72 persen.

Sementara, konsumen Airbnb sekaligus merupakan pasar dari pelaku usaha hotel dan penginapan yang masih menggunakan cara konvensional dalam berbisnis. Hariyadi juga menyinggung tentang potensi negara kehilangan pajak dari kegiatan usaha Airbnb yang sampai saat ini belum diatur lebih lanjut.

"Mereka kan tidak bayar pajak, ini persaingan yang tidak adil," tutur Hariyadi.

Baca juga : Tak Bayar Pajak, Airbnb Dinilai Bikin Masalah

Dia juga menjelaskan, sistem sharing economy di bidang akomodasi seperti Airbnb berbeda jauh dengan kegiatan e-commerce. Pemerintah sendiri saat ini masih menggodok aturan main untuk kegiatan e-commerce.

Terhadap model bisnis seperti Airbnb, menurut Hariyadi, harus diatur tersendiri oleh pemerintah untuk memberikan keadilan bagi pelaku usaha di bidang yang sama.

Kompas TV Pengusaha menilai, bisnis seperti Airbnb mengancam hotel di Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com