Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Kaji Pelonggaran DP KPR Sesuai Segmen

Kompas.com - 29/11/2017, 09:14 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) tengah melakukan kajian memperluas rencana pelonggaran uang muka (down payment/DP) kredit pemilikan rumah (KPR) berdasarkan segmen penerima (targeted LTV). Dengan demikian, uang muka tak hanya dikaji berdasarkan wilayah atau spasial.

Menurut Gubernur BI Agus DW Martowardojo, pihaknya memandang penerapan relaksasi loan to value (LTV) tidak efektif apabila hanya berdasarkan wilayah atau spasial. Namun demikian, bank sentral masih terus melakukan kajian.

"Kami saat ini masih mengkaji berdasarkan targeted. Ini masih dalam kajian. Kami akan melihat hasil riset secara makroprudensial," kata Agus di Jakarta, Selasa (28/11/2017).

Agus menyatakan, pihaknya masih belum dapat memastikan apakah rencana LTV spasial ataupun menambahnya dengan pelonggaran LTV berdasarkan segmen. Ia berpandangan, relaksasi LTV sesuai segmen dapat lebih mencegah risiko bubble KPR.

Baca juga : BI: Secara Aturan, KPR Harus Syaratkan Uang Muka

Apabila kondisi bubble terjadi, maka harga dapat terdongkrak naik. Pada akhirnya, stabilitas perekonomian nasional dapat terguncang.

Relaksasi LTV berdasarkan segmen akan mencakup relaksasi KPR pada properti rumah tinggal, rumah susun, atau apartemen dan bentuk-bentuk properti spesifik lain. Agus menyatakan, sebelumnya perluasan relaksasi LTV berdasarkan segmen dilakukan atas beberapa alasan.

Pertama, LTV untuk properti di Indonesia tergolong tinggi, yakni 85 persen. Kedua, relaksasi LTV berdasarkan seegmen dilakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit properti.

Bank sentral pernah mengetatkan LTV properti pada tahun 2012 menjadi 70 persen. Kemudian, LTV dilonggarkan pada tahun 2015 dan 2016.

Baca juga : Mau Beli Rumah? Down Payment KPR Kini Hanya 15 Persen

Kompas TV Konsep TOD membuat harga rumah tetap terjangkau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Whats New
Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com