Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikatan Alumni ITB Ingin Indonesia Tak Hanya Jadi "Pasar" Industri

Kompas.com - 30/11/2017, 10:29 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Alumni (IA) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan ingin berkontribusi besar dalam memperkuat kedaulatan dan kemakmuran ekonomi Indonesia dengan mendorong penguatan bidang penguasaan teknologi, manufaktur dan infrastruktur. Dengan demikian, Indonesia bisa jadi pemenang di sektor Industri.

“Salah satu kunci kemenangan dari industri pada sebuah negara adalah adanya aksi terpadu sinergis (orchestrated effort) dan keberpihakan, baik dari masyarakat bangsa tersebut ataupun pemerintahnya," kata Ketua IA ITB Ridwan Djamaluddin dalam pernyataannya, Kamis (30/11/2017).

Hal tersebut, imbuh Ridwan, dapat terlihat dari negara dengan Industri yang berhasil, semisal Jerman, Jepang, Korea dan China.

Mereka sadar kekayaan alam yang dimiliki terbatas, sehingga jalan utama untuk bertahan hidup ialah kemandirian dan penguasaan teknologi dan industri.

Baca juga : Pemerintah Buka Akses Pasar Industri Kecil Menengah

Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah seringkali terlena oleh hal tersebut dan menyebabkan lemahnya sektor industri di Indonesia.

Ada tiga hal yang penting dalam membangun pondasi Industri di Indonesia, yaitu penguasaan teknologi, penguasaan merek dan penguasaan pasar.

“Lemahnya penguasaan teknologi, penguasaan merek dan penguasaan pasar menyebabkan Indonesia selalu menjadi “pasar” bagi bangsa lain, bukannya menjadi “produsen”," tutur Ridwan.

Hal ini yang mendasari IA ITB menyelenggarakan “Indonesianisme Summit“ pada Sabtu, (9/12/2017) mendatang.

Ridwan menyatakan, pihaknya ingin membangkitkan militansi semangat penguasaan teknologi, industri dan manufaktur melalui aksi terpadu sinergis dan keberpihakan kepada hasil-hasil karya industri anak bangsa demi memperkuat brainware bangsa.

Forum ini juga memberi kesempatan kepada para teknopreneur perusahaan rintisan untuk memamerkan dan memaparkan produknya. Hal tersebut ditujukan untuk dapat berdampak bagi tumbuhnya teknopreneur-teknopreneur Indonesia.

Kompas TV Tas-tas mahal berkualitas modern kini mampu diciptakan narapidana di rumah tahahan klas 1 Cipinang Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com