JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang akhir tahun, berbagai sentimen positif mulai mewarnai perekonomian Indonesia. Namun, sepanjang tahun ini permintaan terhadap properti cenderung stagnan.
Kondisi tersebut disebabkan investor melihat adanya sentimen negatif dari ingar bingar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Menurut analis Bahana Sekuritas, Renaldy Effendy, sektor properti akan membaik sejalan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Prapenjualan (pre-sales) pada 2018 diperkirakan tumbuh ke kisaran 10-12 persen. Adapun sebelumnya diperkirakan pre-sales hanya tumbuh sekira 5 persen.
"Saat ekonomi menguat, maka yang pertama kali membaik akan terlihat pada harga komoditas. Selanjutnya konsumsi menguat, penjualan otomotif beranjak naik dan yang terakhir akan berdampak pada sektor properti," ujar Renaldy dalam pernyataannya, Minggu (3/12/2017).
(Baca juga: Bisnis Properti Tumbuh, tetapi...)
Meskipun demikian, Renaldy mengakui bahwa kekuatan pemulihan sektor properti masih menanti sentimen positif dari pilkada serentak. Kemudian, sentimen akan dilanjutkan dengan pemilihan presiden pada 2019 mendatang.
Bila pilkada serentak berjalan dengan baik dan Pilpres 2019 berjalan sesuai dengan ekspektasi pasar, Bahana meyakini permintaan properti akan kembali meningkat meski tidak bisa langsung sekuat pada 2013-2014.
Atas latar belakang tersebut, Bahana memberikan rekomendasi beli untuk PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dengan target harga Rp 1.800 per lembar saham. Pasalnya, perseroan memiliki land bank (lahan) yang besar dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
"Jadi ketika pelemahan penjualan di satu daerah terjadi, bisa ditutupi oleh daerah lainnya," ucap Renaldy.
(Baca juga: Perbanas: Perlindungan Konsumen Properti Harus Ditingkatkan)
Bahana memperkirakan tahun depan perseroan akan membukukan kenaikan pendapatan sekitar 14 persen menjadi sekitar Rp 8,55 triliun dari perkiraan 2017 yang diproyeksikan naik sekitar 11 persen menjadi sekitar Rp 7,49 triliun.
Laba bersih diperkirakan bakal naik sekitar 32 persen menjadi Rp 1,4 triliun pada akhir 2018.
Bahana juga memberikan rekomendasi beli atas saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dengan target harga Rp 2.0990 per lembar saham.
Alasannya, ketersediaan land bank sekitar 4.800 hektar memberikan perseroan ruang untuk membangun beragam tipe rumah atau bangunan komersial lainnya sesuai dengan permintaan pasar.
Bahana memperkirakan tahun depan BSDE akan membukukan kenaikan pendapatan sekitar 5 persen menjadi sekitar Rp 7,83 triliun dari perkiraan 2017 yang diproyeksikan naik 15 persen menjadi sekitar Rp 7,49 triliun.
Laba bersih tahun depan diperkirakan bakal naik sekitar 7 persen menjadi Rp 2,92 triliun.