Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keramba Jaring Apung Lepas Pantai Bakal Beroperasi Akhir Tahun Ini

Kompas.com - 04/12/2017, 06:58 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

SABANG, KOMPAS.com - Pemerintah tengah membangun keramba jaring apung lepas pantai (KJA offshore) di Sabang, Karimun Jawa, dan Pangandaran. KJA offshore di Teluk Keunekai, Kota Sabang, Nangroe Aceh Darussalam ditargetkan rampung di penghujung 2017.

Saat ini, materi keramba asal Norwegia telah berada di Indonesia dan tengah dirakit. Hingga Sabtu (2/12/2017), sudah dua dari delapan keramba yang telah selesai dirakit.

Rencananya, pemerintah akan memindahkan assembly point dari Pelabuhan Malahayati Krueng Raya, Aceh Besar, ke Pelabuhan Terminal Container di Sabang.

“Kami kemungkinan akan memindahkan dari Malahayati yang berlumpur ke Terminal Container yang lebih keras,” kata Direktur Perbenihan Coco Kokarkin Soetrisno di Sabang akhir pekan lalu di Teluk Keunekai.

Baca: KKP akan Kembangkan Budidaya Kakap Putih Lepas Pantai


Menurut dia, tak sampai sepekan seluruh keramba itu bisa dirakit. Dengan demikian, KJA bisa langsung beroperasi karena benih ikannya telah tersedia.

Kementerian Kelautan dan Perikanan mengadopsi teknologi industri perikanan Norwegia untuk bisa diterapkan di Indonesia.

Sebelumnya, Dirjen Perikanan Budi daya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mengatakan, Indonesia mengadopsi teknologi pembuatan keramba, pembesaran benih di tengah laut, sistem pemantauan, dan pemberian pakan.

Selama ini, Norwegia mampu membudidayakan ikan salmon hingga setiap perusahaan mampu menghasilkan 12.000 ton. Dalam setahun, imbuh Coco, Norwegia bisa memanen salmon hingga jutaan ton. “Dalam waktu singkat mereka akan mencapai 5 juta ton,” ujarnya.

Perahu-perahu nelayan ditambatkan di dermaga Teluk Keunekai, Kota Sabang, Nangroe Aceh Darussalam, Sabtu (2/12/2017). Selama cuaca buruk, nelayan Sabang tidak melaut. Rencananya, pemerintah akan membangun keramba jaring apung offshore di perairan Sabang.KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Perahu-perahu nelayan ditambatkan di dermaga Teluk Keunekai, Kota Sabang, Nangroe Aceh Darussalam, Sabtu (2/12/2017). Selama cuaca buruk, nelayan Sabang tidak melaut. Rencananya, pemerintah akan membangun keramba jaring apung offshore di perairan Sabang.

KJA offshore merupakan upaya pemerintah untuk mengembangkan budidaya perikanan dengan skala industri. Pemerintah berupaya untuk menekan segala resiko akibat humas error melalui sistem dan otomatisasi. Dengan begitu, industri perikanan bakal menguntungkan secara ekonomi.

Dalam stasiun terapung, terdapat kamera, sensor, pembersih, penyedot kotoran atau limbah ikan yang mati. Keramba yang dibutuhkan untuk perairan Indonesia mesti tangguh menghadapi gelombang 3 hingga 5 meter.

“Namun, cage yang dibeli tahan ombak sampai 12 meter,” ujarnya.

Budidaya kakap putih

Pemerintah memilih ikan kakap putih untuk dibudidayakan di tiga KJA offshore. Ikan kakap putih memiliki pasar ekspor yang cukup luas, antara lain China, Australia, Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.

Selain pasar yang luas dan harga yang relatif baik, ikan kakap putih mudah beradaptasi soal pakan. Kakap putih bisa makan apa pun jenis pakan yang tersedia di lingkungannya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com