Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem dan Inflasi

Kompas.com - 06/12/2017, 17:47 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu terakhir, perubahan cuaca secara ekstrem terjadi di beberapa wilayah di sebagian wilayah di Indonesia. Bahkan, banjir pun terjadi di beberapa wilayah.

Bencana alam semacam itu kerap berdampak kepada inflasi, khususnya komponen harga pangan yang bergejolak (volatile food). Pasalnya, dampak cuaca dapat berisiko pada terganggunya arus logistik barang.

VP Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menyebutkan, perubahan cuaca ekstrem di sejumlah provinsi di Indonesia turut memengaruhi inflasi pangan. Ini khususnya dapat terjadi di Jawa Timur dan Bali.

"Cuaca buruk menjelang akhir tahun yang juga diikuti oleh peningkatan curah hujan memengaruhi produksi komoditas pertanian," kata Josua ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (6/12/2017).

Baca juga : Inflasi November 2017 Terkendali

Pada November 2017, inflasi kelompok pangan tercatat sebesar 0,37 persen secara bulanan (mtm). Inflasi kelompok pangan pun berkontribusi sebesar 0,09 persen terhadap inflasi indeks harga konsumen (IHK) November 2017 yang tercatat sebesar 0,20 persen (mtm).

Penyumbang inflasi kelompok pangan antara lain beras, bawang merah, dan cabai merah. Pada saat yang sama, periode jelang akhir tahun dan liburan Natal dan Tahun Baru juga mendorong peningkatan permintaan bahan-bahan pangan, di tengah menurunnya pasokan.

"Namun, secara keseluruhan inflasi bahan pangan pada tahun ini cenderung terendah dalam 2-3 tahun terakhir ini," terang Josua.

Ia mengungkapkan, inflasi pangan ke depan diekspektasikan terkendali. Selain koordinasi antar pemerintah daerah dan pemerintah pusat, stabilnya harga bahan bakar minyak (BBM) juga turut memengaruhi stabilnya harga komoditas pangan, karena tidak terjadi dampak rentetan inflasi administred prices (harga yang diatur pemerintah).

Yang perlu dilakukan pemerintah, sebut Josua, adalah perlu memastikan produksi komoditas pangan dapat memenuhi permintaan dalam negeri. Selain itu, pemerintah juga perlu mengamankan pasokan komoditas pangan utama, seperti beras, bawang merah, dan cabai merah yang memiliki bobot besar dalam inflasi pangan.

"Jika memang terjadi kenaikan harga komoditas pangan, pemerintah dapat melakukan langkah stabilisasi harga dengan melakukan operasi pasar, khususnya di daerah-daerah yang mengalami bencana alam," kata Josua.

Di samping itu, pengangkutan atau logistik pangan pun perlu dipastikan. Sehingga, tak terjadi keterlambatan pasokan dari sentra produksi pangan ke daerah-daerah lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com