Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

PGN Siap Pasok Gas Bumi ke Kawasan Ekonomi Khusus Sukabumi

Kompas.com - 07/12/2017, 16:45 WIB
Kurniasih Budi

Penulis


KOMPAS.com - Komitmen PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) untuk menyebarkan energi baik terus berlanjut. Tidak hanya memasok untuk kawasan industri dan rumah tangga, kebutuhan gas bumi yang berkelanjutan dan efisien juga dibutuhkan sektor pariwisata.

Rencananya, PGN akan memasok gas alam ke Kawasan Ekonomi Khusus Geopark Ciletuh Sukabumi. Bekerjasama dengan PT Bintangraya Lokalestari selaku pengelola KEK Geopark ini, PGN siap memasok energi yang kaya manfaat ini untuk mendukung pengembangan bisnis pariwisata.

"Pariwisata telah menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional, karena itulah PGN siap mendukung pengembangan pariwisata khususnya di KEK Geopark ini lewat penyaluran gas bumi yang aman, ramah lingkungan, berkelanjutan, dan efisien," kata Direktur Komersial PGN, Danny Praditya, Kamis (7/12/2017).

Baca: Akuisisi Pertagas ke PGN, Langkah Awal Holding Migas

Sebagai langkah awal kerjasama, pada Selasa (5/12/2017) bertempat di Bogor Icon Hotel, Bukit Cimanggu City, Bogor, Jawa Barat telah dilakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara PT PGN dan PT Bintangraya Lokalestari. MoU tersebut akan mengatur tentang kerjasama pemanfaatan gas bumi dan pengembangan bisnis di KEK Geopark Sukabumi.

Penandatangan dilaksanakan antara Direktur Komersial PT PGN (Persero) Tbk Danny Praditya dan Komisaris PT Bintangraya Lokalestari, Dhanny Handoko di sela Forum Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu yang digelar oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata.

Kedua pihak rencananya bekerja sama di bidang pemanfaatan gas bumi beserta turunannya yaitu gas pipa, compressed natural gas (CNG), dan liquified natural gas (LNG) untuk memenuhi kebutuhan gas di wilayah KEK Geopark Sukabumi.

PGN berencana memasok gas alam ke kawasan ekonomi khusus Geopark Ciletuh SukabumiDok. Humas PGN PGN berencana memasok gas alam ke kawasan ekonomi khusus Geopark Ciletuh Sukabumi

Selain itu, PGN akan mengembangkan infrastruktur gas bumi, pembangunan, pengoperasian, dan komersialisasi pembangkit tenaga listrik, chiller, teknologi informasi untuk mendukung pengembangan bisnis KEK Geopark Sukabumi.

Sesuai tema PGN 360 Degree Integrated Solution, PGN berkomitmen memberikan layanan penggunaan gas bumi dari hulu hingga hilir. Seperti, menyediakan gas bumi melalui anak usaha Saka Energi, menyediakan gas bumi dalam bentuk gas alam cair (LNG), CNG, sampai melalui jaringan pipa gas bumi yang tersebar di 19 kabupaten/kota di 12 provinsi.

Geopark Ciletuh di Kabupaten Sukabumi, Jawa BaratDok Pemprov Jawa Barat Geopark Ciletuh di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Saat ini, PGN telah memasok lebih dari 1.658 industri besar dan pembangkit listrik, lebih dari 1.984 pelanggan komersial, dan 177.710 pelanggan rumah tangga. Konsumen PGN tersebut tersebar di 19 kabupaten/kota di 12 provinsi, di antaranya Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan Sorong Papua.

PGN akan tetap agresif membangun infrastruktur gas bumi nasional untuk meningkatkan pemanfaatan produksi gas nasional. Saat ini infrastruktur pipa gas yang dibangun dan dioperasikan PGN mencapai lebih dari 7.450 km atau setara dengan 80 persen pipa gas bumi hilir nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com