Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikatan Alumni Fakultas Pertanian USU Ungkap 5 Masalah Petani Indonesia

Kompas.com - 09/12/2017, 13:24 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Alumni Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Marolop Nainggolan menyatakan petani sebagai tulang punggung pembangunan pertanian cenderung masih terabaikan. 

Menurut dia, perlindungan terhadap petani masih perlu ditingkatkan, sehingga berbagai permasalahan di sektor pertanian Indonesia tidak terus berlangsung.

"Contohnya dalam program pencapaian ketahanan/kedaulatan pangan, Pemerintah selalu berusaha melakukan berbagai terobosan peningkatan produksi untuk mengamankan ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pangan. Namun, peningkatan produksi itu tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan petani," ujar dia dalam keterangannya, Sabtu (9/12/2017). 

Marolop mengungkapkan, setidaknya terdapat lima masalah yang dihadapi petani. Pertama, sempitnya rata-rata penguasaan lahan oleh petani, sehingga petani tidak dapat memproduksi hasil pertanian secara maksimal. 

"Reforma agraria yang merupakan suatu kebijakan populis sebagai prasyarat utama penyelesaian problem petani dan pertanian Indonesia belum terwujud," kata dia.

Kedua, ketersediaan dan keterjangkauan saprodi (pupuk, bibit, pestisida). Banyaknya kebocoran sistem distribusi menyulitkan petani untuk mendapatkan pupuk dengan mudah dan harga terjangkau. 

"Ketiga, akses petani terhadap perbankan sebagai alternatif pembiayaan utama sangat rendah, sehingga petani terjerat sistem ijon dan tengkulak," lanjut dia.

Keempat, lemahnya organisasi petani yang mampu menyuarakan aspirasi sekaligus memperjuangkan keluhan petani. Kreativitas petani untuk keluar dari jerat ketergantungan yang merugikan tidak dapat dilakukan karena kalah dalam proses politik dan hukum. 

Terakhir, sumber daya manusia petani sangat rendah. Permasalahan dari sektor pertanian muncul karena kualitas SDM petani cenderung masih rendah, sehingga sulit menyerap pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan produktivitas usaha, termasuk jika harus berhubungan dengan teknologi.

"Untuk itu diperlukan terobosan-terobosan baru dalam pembangunan pertanian dengan memperkuat model pembangunan yang dapat melindungi petani dan konsumen. Sehingga konsumen dapat menjangkau harga pangan dan petani sejahtera dengan menyeimbangkan kebijakan pro-konsumen dan pro-produsen dalam hal ini petani," pungkas dia.

Kompas TV Ribuan penggemar durian pun mengunjungi festival ini dan memborong habis ribuan durian yang tersedia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com