JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, mengatakan, pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait Yerusalem bisa berdampak pada pasar modal.
Menurut dia, pernyataan tersebut dapat menimbulkan ketidakpastian politik internasional dan mempengaruhi nilai mata uang rupiah terhadap dollar AS. Dollar AS yang menguat terhadap rupiah, bisa mengganggu stabilitas pasar modal di Indonesia.
"Terus terang itu menakutkan bisa mempengaruhi financial market," ujar Tito di Gedung BEI, Jakarta, Senin (11/12/2017).
Baca juga: Jokowi Wanti-wanti Pelaku Pasar Modal Tak Campuri Urusan Politik
Selain mengakui sepihak Yerusalem sebagai ibu kota Israel, berbagai kebijakan Donald Trump juga lebih mengarah kepada proteksionisme ekonomi AS, seperti reformasi perpajakan AS hingga kebijakan-kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).
"Saya melihat AS sangat inward looking, dampaknya bisa memperkuat dollar itu yang mengerikan, buat saya ini bisa bikin financial market bergejolak, karena currency bergejolak, kita waspadalah," kata Tito.
Seperti diberitakan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12/2017) waktu setempat.
Keputusan bersejarah itu disebut berisiko memicu timbulnya kekerasan baru di Timur Tengah.
"Israel adalah negara yang berdaulat dengan hak seperti setiap negara berdaulat lainnta untuk menentukan ibu kotanya sendiri," kata Trump dalam pidatonya di Gedung Putih, seperti dilansir dari AFP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.