Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Teddy Oetomo

Head of Intermediary PT Schroder Investment Management Indonesia 

From A to Z, Panduan Pilih Reksa Dana Paling Tepat untuk Pemula

Kompas.com - 12/12/2017, 16:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

KOMPAS.com - Kita sering mendengar pentingnya berinvestasi dan reksa dana kerap disebut sebagai salah satu produk investasi yang menarik dan terjangkau.

Namun, bagi Anda yang baru mau mulai berinvestasi mungkin akan mengalami kesulitan untuk memilih reksa dana yang tepat. Terutama dengan tersedianya begitu banyak reksa dana di Indonesia.

Berikut saya sampaikan 5 tips yang semoga dapat membantu Anda semua dalam memilih reksa dana.

1. Kenali dirimu sendiri

Betul. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengenal diri Anda sendiri lebih mendalam. Seringkali, banyak orang berinvestasi tanpa mengenali diri mereka sendiri dan berimbas pada pemilihan jenis investasi yang kurang tepat.

Mengapa penting untuk mengenali diri Anda sendiri sebelum mulai berinvestasi? Saya berikan sebuah contoh mudah.

Bila Anda adalah seseorang yang mudah khawatir, ada baiknya Anda menghindari reksa dana yang cenderung bergejolak, seperti reksa dana berbasis saham.

Mengapa demikian? Karena kekhawatiran Anda sangat mungkin membuat Anda mengambil keputusan investasi yang tidak tepat.

Saat terjadi koreksi, di mana semua analisa Anda menyatakan bahwa koreksi tersebut adalah temporer dan Anda sebenarnya tidak memerlukan dana investasi tersebut, karena didominasi rasa khawatir, Anda menjadi tidak rasional dan memutuskan untuk menjual investasi Anda.

Padahal, berdasarkan analisa yang telah Anda peroleh, keputusan tersebut tidaklah tepat. Bahkan, bukan tidak mungkin, analisa Anda menyatakan bahwa koreksi tersebut memberikan kesempatan yang baik untuk menambah investasi Anda.

Sebaliknya, Anda yang memiliki toleransi risiko yang tinggi, tidak disarankan untuk berinvestasi di jenis reksa dana yang relatif stabil, seperti Reksa Dana pasar uang, yang mana potensi pengembaliannya pun relatif lebih rendah.

Seiring berjalannya waktu, Anda sangat mungkin menjadi kecewa dikarenakan pengembalian yang lebih rendah dari yang Anda harapkan. Maka, memiliki produk reksa dana yang sesuai dengan kepribadian dan jati diri Anda sangatlah penting.

2. Definisikan tujuan investasimu

Hal kedua yang perlu Anda lakukan sebelum mulai berinvestasi adalah mendefinisikan tujuan investasi Anda. Terdapat beragam jenis reksa dana yang memiliki risiko dan potensi tingkat pengembalian yang berbeda.

Bila tujuan investasi Anda tidak didefiniskan dengan baik, sangat mungkin Anda memilih jenis reksa dana yang tidak tepat.

Sebagai contoh, bila terdapat kemungkinan, sekecil apapun kemungkinan tersebut, bahwa Anda mungkin akan memerlukan dana yang diinvestasikan sewaktu-waktu, maka reksa dana yang relatif bergejolak tidaklah tepat.

Hal ini guna menghindari risiko Anda harus menjual investasi Anda dikarenakan keperluan dana mendadak. Padahal, pada saat itu, kondisi pasar sedang tidak kondusif, sehingga Anda mencairkan reksa dana Anda di tingkat yang tidak optimal, bahkan bukan tidak mungkin, dalam posisi rugi.

Namun, di pihak lain, bila Anda yakin bahwa dana tersebut tidak dibutuhkan dan investasi tersebut adalah untuk mencapai tujuan investasi jangka panjang, seperti dana pensiun, dana kuliah anak Anda dan tujuan investasi lain yang mungkin lebih panjang dari dua tahun, tidak ada salahnya Anda memilih reksa dana dengan tingkat risiko yang lebih tinggi yang biasanya memiliki potensi pengembalian yang lebih tinggi pula.

Contoh lainnya, bila Anda berinvestasi guna menambah penghasilan, mungkin akan lebih cocok untuk berinvestasi di reksa dana yang membagikan keuntungan secara berkala.

Namun, jenis reksa dana seperti itu mungkin tidak cocok bagi Anda yang berinvestasi untuk mengumpulkan cukup dana untuk berlibur atau membeli mobil.

Karena Anda tidak membutuhkan pembagian bagi hasil secara berkala dan bahkan Anda akan lebih membutuhkan pengembalian tersebut untuk diinvestasikan kembali supaya dana Anda dapat tumbuh dengan cepat.

 

3. Memilih strategi penempatan investasi

Apa yang dimaksudkan dengan penempatan investasi? Anda harus mengambil keputusan apakah investasi Anda akan dilakukan satu kali dalam jumlah besar, atau reguler secara bulanan, atau hanya di saat-saat Anda memiliki dana lebih.

Salah satu strategi yang sering digunakan adalah melakukan penempatan investasi secara reguler, misalkan bulanan. Strategi ini cocok bagi Anda yang bekerja sebagai pegawai dan memiliki gaji tetap bulanan.

Penempatan reguler bulanan tersebut juga cocok untuk dipakai saat berinvestasi pada reksa dana yang nilainya lebih bergejolak. Saya pernah mengambil data dari 17 tahun terakhir, atas salah satu reksa dana berbasis saham. Saya kemudian melakukan 3 simulasi.

Individu A melakukan investasi reguler tetap di setiap bulan, dan saya asumsikan bahwa individu ini selalu berhasil mendapatkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) di posisi paling rendah bulan tersebut.

Sedangkan individu B selalu mendapatkan NAB rata-rata dibulan tersebut dan individu C selalu mendapatkan NAB paling tinggi.

Artinya individu A adalah orang yang sangat beruntung dan selalu berhasil membeli investasi di setiap bulan dengan harga paling rendah di bulan tersebut. 

Ssedangkan individu C adalah seseorang yang paling tidak beruntung karena selalu membeli di harga paling tinggi di setiap bulannya.

Individu B tentunya adalah rata-rata dan biasanya dengan seiring waktu, kebanyakan dari kita tidak akan selalu beruntung maupun selalu sial.

Setelah 17 tahun berinvestasi, nilai investasi individu A hanya 4 persen lebih tinggi dari individu B. Sedangkan, individu C hanya 4 persen lebih rendah dari individu B.

Artinya, di jangka panjang, berinvestasi secara reguler menghilangkan risiko gejolak jangka pendek yang nilainya dapat bergejolak di jangka pendek.

Dengan penempatan reguler, dalam jangka panjang, Anda mengurangi risiko gejolak pasar jangka pendek.

Bagi Anda yang mungkin memiliki dana yang cukup besar dan ingin menginvestasikannya sekaligus, ada baiknya Anda mempertimbangkan untuk memecah dana investasi tersebut menjadi beberapa jenis reksa dana berbeda.

Menempatkan seluruh dana pada satu jenis reksa dana, seperti reksa dana berbasis saham, mungkin akan terlalu berisiko.

Di sisi lain, menempatkan seluruh investasi pada reksa dana dengan risiko rendah seperti reksa dana berbasis pasar uang, mungkin akan memberikan tingkat pengembalian yang kurang maksimal.

Sehingga, sebagian dana tersebut dapat ditempatkan di reksa dana berbasis pasar saham, sebagian di reksa dana berbasis obligasi dan sebagian di reksa dana berbasis saham.

Atau, Anda dapat mencari Reksa Dana campuran yang memberikan alokasi investasi di basis aset seperti yang dikehendaki. Proses pembagian tersebut berguna untuk menurunkan tingkat risiko (diversifikasi).

Sama halnya bagi Anda yang mungkin memiliki pendapatan yang tidak tetap, seperti seorang pengusaha, atau artis dan profesi lain.

Ada saatnya Anda mendapatkan penghasilan yang besar namun ada terdapat kurun waktu di mana pendapatan Anda tidak terlalu maksimal.

Bagi Anda yang ada di kategori ini, ada baiknya penempatan investasi dibagi ke berbagai jenis reksa dana seperti di atas. Jangan menempatkan seluruh investasi pada Reksa Dana berisiko tinggi.

Karena, di saat penghasilan Anda kurang maksimal, Anda mungkin akan butuh mencairkan investasi Anda.

Bila terjadi di saat tersebut reksa dana berbasis saham Anda, misalnya, berada di tingkat yang kurang maksimal dikarenakan gejolak pasar jangka pendek, Anda dapat mencairkan investasi yang telah Anda lakukan di reksa dana yang lebih stabil seperti reksa dana berbasis pasar uang.

Tentunya, di saat Anda mendapatkan penghasilan yang lebih dan memutuskan untuk diinvestasikan, Anda perlu untuk menempatkan pada Reksa Dana yang telah Anda cairkan sebelumnya guna menjaga keseimbangan alokasi portfolio Anda.

 

4. Memilih pengelola Reksa Dana

Setelah Anda mengikuti langkah-langkah di atas, kini adalah saatnya Anda memilih pengelola reksa dana yang tepat. Tentunya, langkah pertama adalah memastikan bahwa pengelola reksa dana yang Anda pilih telah mendapatkan ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Anda juga perlu memastikan bahwa penempatan investasi Anda dilakukan melalui agen penjual yang telah mendapatkan ijin OJK. Hal ini penting guna menghindari risiko tertipu oleh produk investasi bodong.

Carilah produk investasi yang dikelola perusahaan-perusahaan yang telah memiliki rekam jejak yang panjang dan baik. Berinvestasi melalui agen penjual yang kredibel juga sangat penting.

Agen penjual yang baik biasanya juga melakukan proses seleksi yang mendalam sebelum memutuskan untuk menjual sebuah produk reksa dana.

Sehingga, sebagian dari proses seleksi yang perlu Anda lakukan telah dibantu oleh agen penjual.

Selain itu, anda juga dapat melihat seberapa besar dana kelolaan, seberapa lama mereka telah beroperasi dan di mana saja reksa dana pengelola tersebut ditawarkan.

Bila pengelola tersebut telah beroperasi dalam jangka waktu panjang dan dalam kurun waktu tersebut secara konsisten menumbuhkan total dana dalam kelolaan mereka yang berarti bahwa semakin banyak orang yang percaya dan memilih untuk berinvestasi di produk reksa dana yang mereka tawarkan, itu secara umum adalah tanda yang baik.

Bila pengelola tersebut memiliki beragam reksa dana yang tawarkan berbagai agen penjual yang kredibel, seperti bank-bank papan atas, dan produk reksa dana mereka dijadikan basis investasi bagi perusahaan asuransi papan atas, itu juga merupakan tanda yang baik.

5. Pelajari produk Reksa Dana yang dituju.

Namun, dari satu pengelola reksa dana, seringkali terdapat juga beragam produk reksa dana yang ditawarkan. Untuk memilih produk reksa dana yang tepat, pelajarilah informasi yang disediakan baik secara langsung oleh pengelola reksa dana, agen penjual, ataupun media pihak ketiga lainnya.

Ketahui terlebih dahulu aset yang menjadi basis bagi reksa dana yang dituju guna menghindari kemungkinan berinvestasi di reksa dana dengan basis aset yang memiliki risiko yang berbeda dengan yang Anda inginkan.

Pelajari juga kinerja jangka panjang dari reksa dana tersebut. Jangan terbuai dengan kinerja reksa dana yang tinggi namun hanya dalam jangka pendek seperti 3 bulan terakhir atau bahkan 1 tahun terakhir.

Seringkali, sebuah reksa dana memberikan kinerja yang baik dalam misalkan satu tahun terakhir namun sebelumnya mengalami penurunan nilai yang signifikan juga.

Hal ini dapat terjadi apabila reksa dana tersebut mungkin memiliki profil risiko yang sangat tinggi. Carilah reksa dana yang telah membukukan kinerja yang baik dalam jangka waktu panjang, seperti 3 tahun dan 5 tahun terakhir.

Kinerja tersebut haruslah dibandingkan dengan tolak ukur dari reksa dana tersebut. Jangan membandingkan kinerja antar reksa dana yang memiliki tolak ukur yang berbeda karena sangat mungkin profil risiko dari reksa dana tersebutpun berbeda.

Pelajarilah lima penempatan terbesar dari reksa dana tersebut karena dapat memberikan informasi atas jenis Reksa Dana itu.

Misalkan, untuk reksa dana berbasis saham, apabila lima penempatan terbesar termasuk saham-saham yang kurang baik fundamentalnya, itu adalah sebuah pertanda untuk lebih waspada terhadap tingkat risiko reksa dana tersebut.

Demikianlah sekilas tips untuk pemilihan reksa dana. Semoga membantu dan selamat berinvestasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com