Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan "E-Commerce" di India Lebih Berkembang Ketimbang Indonesia

Kompas.com - 14/12/2017, 15:30 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menilai potensi perkembangan e-commerce di Indonesia sangat besar.

Namun, sesama negara berkembang, e-commerce di India sudah lebih maju ketimbang di Indonesia.

Menurut ekonom ILO, Owais Parray, faktor yang mendorong e-commerce tumbuh subur di India adalah jumlah pusat perbelanjaan yang sedikit. Sedangkan di Indonesia, pertumbuhan pusat perbelanjaan atau mal termasuk yang tertinggi dibandingkan negara-negara di sekitarnya.

"Orang India yang enggak bisa ke kota besar untuk belanja, sangat mengandalkan e-commerce. Tapi, bukan berarti e-commerce di India lebih baik dari Indonesia," kata Parray dalam acara Indonesia Jobs Outlook 2017 di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Kamis (14/12/2017).

Menurut Parray, pada tahun 2016 saja, pertumbuhan e-commerce di Indonesia mencapai 9,3 miliar dolar AS.

ILO memprediksi, tingkat pertumbuhan kegiatan e-commerce Indonesia tahun 2018 akan lebih tinggi lagi, ditambah semakin banyaknya masyarakat yang terhubung dengan internet.

Selain dari faktor jumlah pusat perbelanjaan, Parray juga menekankan pentingnya regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Menurut dia, regulasi di India sangat mendukung pertumbuhan e-commerce di sana, sehingga pelaku usaha bisa leluasa mengembangkan bisnisnya.

Ke depan, ILO menyarankan agar Indonesia tidak menolak perubahan-perubahan teknologi yang sedang terjadi. Indonesia juga disarankan untuk tidak tergantung kepada industri yang sudah ada serta dapat menciptakan sumber-sumber pertumbuhan baru dalam sektor manufaktur dan jasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com