BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan BSN

Perusahaan Lokal Bisa Mendunia, Asalkan?

Kompas.com - 16/12/2017, 13:44 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

KOMPAS.com - Majalah Fortune merilis 50 daftar perusahaan yang paling dikagumi di dunia atau The World's Most Admired Companies pada 2017. Dari daftar tersebut ternyata terdapat satu perusahaan asal Asia Tenggara.

Perusahaan itu adalah Singapore Airlines. Maskapai penerbangan dengan logo menyerupai gambar burung berwarna kuning ini ada di ranking ke-33.

Bagaimana dengan perusahaan Indonesia? Sepengamatan Kompas.com, tidak ada satu pun nama perusahaan nasional di daftar tersebut.

Ketiadaan nama perusahaan Indonesia memang tidak mengagetkan. Salah satu alasannya karena daya saing perusahaan lokal di tingkat global masih lemah.

Guna mengatasi masalah itu, pemerintahan Joko Widodo melalui Kementerian Ekonomi pun bergerak cepat. Mereka mengeluarkan berbagai paket kebijakan ekonomi untuk meningkatkan daya saing perusahaan lokal.

Pada paket kebijakan ekonomi jilid pertama, misalnya, pemerintah melakukan deregulasi, debirokratisasi, penegakan hukum, dan kepastian usaha. Itu dilakukan guna mendorong daya saing perusahaan nasional.

Hal tersebut dilanjutkan dengan paket kebijakan ekonomi tahap XI, yang salah satunya berisi pemberian kredit usaha rakyat kepada usaha mikro, kecil, dan menengah.

Jadi, dalam paket itu, pemerintah akan menyediakan fasilitas pembiayaan ekspor yang lengkap dan terpadu untuk modal kerja atau investasi, asalkan usahanya berorientasi kepada ekspor.

Meski demikian, Presiden Joko Widodo berharap agar industri lokal, khususnya UKM, tidak bergantung penuh pada pemerintah. Mereka diharapkan mampu mandiri dengan memiliki rencana bisnis yang matang sehingga bisa menghadapi tantangan-tantangan industri di lapangan.

“Kalau pemerintah terlalu membantu, jadinya nanti tidak bisa kompetitif di pasar. Jangan sampai semuanya disuntik dari pemerintah,” ucap Presiden, dalam laman presidenri.go.id, Senin (18/12/2017).

Butuh standardisasi

Selain upaya tersebut, hal penting lain yang harus diperhatikan perusahaan lokal adalah standardisasi. Salah satunya adalah melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi Badan Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S Ahmad mengatakan, penerapan SNI bagi perusahaan sangat bermanfaat, terutama untuk bersaing di pasar global.

"Kalau perusahaan kita tidak menerapkan standar di era globalisasi ini, akan sulit bersaing. Paling tidak kita harus jeli melihat keunggulan yang dimiliki kompetitor dari luar," ujar Kukuh dalam artikel Kompas.com, Minggu (8/12/2016).

Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Ahmad dalam Indonesia Quality and Safety Forum (IQSF) 2017 di Hotel JW Marriot, Jakarta pada Rabu (29/11/2017).Dok BSN Deputi Bidang Penerapan Standar dan Akreditasi Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Ahmad dalam Indonesia Quality and Safety Forum (IQSF) 2017 di Hotel JW Marriot, Jakarta pada Rabu (29/11/2017).
Untuk perusahaan yang sudah terstandardisasi, hal itu bukan berarti permasalahan selesai. Tantangan justru jadi semakin berat karena harus mempertahankan kualitas produk atau layanan perusahaan.

Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah mengikuti SNI Award. Lewat ajang ini, perusahaan dapat kesempatan memperoleh umpan balik terkait kriteria SNI Award, apakah sudah memenuhi atau belum.

Dengan kata lain, peserta mendapat "audit eksternal" gratis dari BSN untuk meningkatkan kinerja perusahaannya. Pasalnya jika mendatangkan sendiri auditor eksternal, maka mereka akan mengeluarkan biaya yang cukup banyak.

Sementara itu, dari sisi negara, ajang tersebut merupakan upaya pemerintah memberikan penghargaan tertinggi kepada perusahaan yang berkomitmen dan konsisten menerapkan SNI.

Nah, agar produk atau layanan perusahaan setara dengan permintaan global, maka BSN pada SNI Award 2017 ini mengusung tema “Membangun Produk Nasional dengan Kualitas Global”. Tujuannya supaya perusahaan nasional tak hanya menguasai pasar lokal, tetapi juga bisa bersaing di pasar dunia.

Proses seleksi ketat

BSN dalam keterangan resminya kepada Kompas.com mengatakan bahwa perusahaan yang meraih penghargaan SNI Award 2017 adalah yang telah berhasil melewati seleksi ketat.

Pertama, mereka harus dinilai secara independen oleh tim evaluator yang mempunyai kompetensi di bidangnya. Setelah itu, baru dewan juri yang akan menentukan perusahaan manakah yang layak menerima SNI Award 2017.

Dewan juri sendiri diketuai oleh praktisi ekonomi Rhenald Kasali. Sementara itu, anggotanya terdiri dari pimpinan instansi pemerintah, asosiasi produsen, perwakilan konsumen, lembaga penilaian kesesuaian, media massa, pakar di bidang standardisasi, dan penilaian kesesuaian.

SNI Award 2017 bsn.go.id SNI Award 2017
Adapun pada tahun ini, PT Semen Tonasa dan tiga unit bisnis dari PT Aneka Tambang, yakni Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Sulawesi Tenggara, UBP Emas Pongkor, serta Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia berhasil meraih anugerah Emas SNI Award.

Untuk PT Semen Tonasa, penghargaan itu merupakan yang kedua kalinya secara berturut-turut setelah pada 2016 juga memperolehnya. Hal yang sama juga terjadi pada UBPP Logam Mulia.

Selain pengakuan dan penghargaan dari pemerintah, perusahaan-perusahaan peraih award ini juga akan mendapatkan prestise tersendiri sehingga menambah nilai jualnya.

Bagi perusahaan yang sudah terstandardisasi SNI dan tertarik mengikuti SNI Award, maka masing-masing bisa mengikutinya pada 2018. Pada awal tahun nanti, SNI akan membuka kembali pendaftarannya.


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com