Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Tak Bocor, idEA Sambut Positif Pengumpulan Data e-Commerce

Kompas.com - 17/12/2017, 21:25 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) mengatakan rencana pengumpulan data e-commerce atau e-dagang oleh pemerintah Indonesia punya manfaat positif, asalkan data milik individu perusahaan tidak bocor ke mana-mana.

Pengumpulan data tersebut rencananya akan dilakukan mulai pekan pertama atau kedua Januari 2018 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Subjek pengumpulan adalah anggota IdEA yang berjumlah 320 perusahan.

"Kesulitan terbesar (dalam pengumpulan data) itu karena rata-rata e-commerce ini private jadi tidak punya kewajiban membuka ke publik. Kemudian data itu sakral karena dipakai next round funding," ujar Ketua Bidang Ekonomi dan Bisnis idEA, Ignasius Untung, saat ditemui usai Sosialisasi Pengumpulan Data e-Commerce di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (15/12/2017)

Baca juga : BPS: Perekaman Data e-Commerce Mulai Januari 2018

"Tapi (e-commerce) tak usah khawatir, karena Pak Kecuk (BPS) juga menjamin bahwa data individu perusahaan tidak akan dirilis, tidak diberikan ke Dirjen Pajak atau instansi apapun yang meminta," imbuhnya.

Data yang dikumpulkan untuk keperluan statistik memang dilindungi oleh Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 16 tahun 1997, salah satunya mengatur agar data yang dirilis hanyalah data agregat, bukan data individu.

Data agregat tersebut nantinya akan dipakai untuk menggambarkan berbagai kondisi e-commerce di Indonesia sekaligus sebagai referensi untuk pengembangan peta jalan e-commerce Tanah Air.

Baca juga : BPS Bakal Kumpulkan Data Omzet Semua e-Commerce

"Menko Perekonomian hanya keluarkan data agregat, semacam raport. Bukan data individu perusahaan. Jadi malah hasil perhitungannya bisa dipakai perusahan untuk compare ke performanya di kategori industri tertentu," ujar Untung.

Sebelumnya, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan bahwa proses pengumpulan data e-commerce dimulai pada Januari 2018 dan diharapkan selesai dihitung pada Februari 2018.

Data yang akan ditangkap oleh BPS antara lain berupa omzet, investasi asing dan lokal, transaksi, metode pembayaran, tenaga kerja serta teknologi dalam sebuah e-commerce.

Dia menambahkan perekaman data ini diperlukan karena belum ada data yang spesifik dan akurat mengenai industri e-commerce. Pengumpulan di bulan Januari 2018 baru tahap pertama, sehingga belum mencakup e-commerce yang bukan anggota IdEA.

Dalam pemrosesan data, para e-commerce tersebut akan diklasifikasikan ke dalam 9 kategori, yaitu marketplace atau e-retail, classified horizontal, classified vertical, travel, transportasi, specialty store, daily deals, logistik, payment.

Kecuk menambahkan, pengumpulan dan perhitungan dari data ini akan berguna baik untuk pemerintah, industri, dan pemain.

Pasalnya perhitungan yang dihasilkan bisa dipakai sebagai referensi roadmap e-commerce nasional, rujukan untuk menghitung inflasi, membuat pemain mengetahui kondisi dan porsi sebenarnya dari industri terkait, serapan tenaga kerja hingga perilaku konsumen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

Whats New
Harga Emas Dunia Anjlok, Ini Penyebabnya

Harga Emas Dunia Anjlok, Ini Penyebabnya

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 23 April 2024: Harga Tepung dan Telur Naik, Daging Sapi dan Ayam Turun

Bahan Pokok Hari Ini 23 April 2024: Harga Tepung dan Telur Naik, Daging Sapi dan Ayam Turun

Whats New
Reksadana RDPT adalah Apa? Ini Pengertian dan Keuntungannya

Reksadana RDPT adalah Apa? Ini Pengertian dan Keuntungannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com