Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Batu Bara Dunia Bakal Merosot

Kompas.com - 19/12/2017, 08:46 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan, negara-negara besar di dunia kecuali India menurunkan konsumsi batu bara pada tahun 2016 lalu. Adapun permintaan batu bara global diprediksi stagnan dalam lima tahun ke depan.

IEA menyebut, 5,3 miliar ton ekuivalen batu bara dikonsumsi pada tahun 2016, turun 1,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan 4,2 persen pada 2014. Ini adalah penurunan tercepat sejak periode resesi global tahun 1990-1992.

Mengutip The Guardian, Selasa (19/12/2017), konsumsi batu bara global akan stagnan dalam lima tahun mendatang. Ini pun mengonfirmasi prediksi penurunan konsumsi bahan bakar fosil yang sempat diragukan beberapa waktu lalu.

China, Amerika Serikat, dan Eropa adalah negara-negara yang mendorong penurunan permintaan batu bara pada tahun lalu. Pengecualian terjadi di India, satu dari sedikit negara di Asia yang konsumsi batu baranya akan tumbuh setidaknya sampai tahun 2022.

Baca juga: Cerita Adaro soal Kian Pentingnya Batu Bara untuk Pembangkit Listrik

"Meskipun IEA sangat optimis terhadap perkembangan energi terbarukan dan peran gas di masa mendatang, namun di beberapa negara batu bara juga memberikan porsi yang signifikan terhadap kebutuhan listrik," ujar Keisuke Sadamori, direktur pasar energi dan keamanan di IEA.

Sadamori menyatakan, pihaknya melihat ada kecenderungan stagnasi permintaan batu bara global dalam satu dekade mendatang.

Meskipun tenaga surya kian meluas di India, namun pertumbuhan ekonomi negara itu yang amat pesat, yakni 7,8 persen per tahun dan tujuan Perdana Menteri Narendra Modi yang menargetkan sambungan listrik bagi 240 juta warganya berarti membuat konsumsi batu bara akan meningkat juga.

Secara umum di seluruh dunia, IEA mengekspektasikan porsi batu bara dalam kebutuhan energi akan turun dari 27 persen pada tahun 2016 menjadi 26 persen pada tahun 2022.

Adapun Inggris melakukan transisi paling cepat, tutur Sadamori. Pada tahun 2012 silam, porsi penggunaan batu bara di Inggris mencapai 40 persen, lalu turun drastis menjadi 10 persen pada tahun 2016 dan pada semester I 2017 menjadi hanya 2 persen.

Sementara itu di AS, di mana pada tahun lalu gas menggantikan batu bara sebagai sumber utama energi untuk pertama kalinya, terpilihnya Donald Trump sebagai presiden dan kebijakan-kebijakan pro batu bara dipandang membawa optimisme tersendiri.

Namun, permintaan batu bara di AS diprediksi bakal terus menurun dalam lima tahun mendatang dan pada level yang lebih lambat dibandingkan beberapa tahun terakhir.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com