Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 6 Bulan, Inflasi Venezuela Tembus 7.000 Persen

Kompas.com - 22/12/2017, 13:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah laporan yang diajukan kepada Komisi Bursa Efek dan Sekuritas AS menunjukkan kondisi perekonomian Venezuela selama tahun 2016. Sepanjang tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Venezuela terkontraksi 16,5 persen.

Mengutip Bloomberg, Jumat (22/12/2017), inflasi di negara tersebut mencapai 274 persen sepanjang tahun lalu. Adapun angka pengangguran mencapai 7,5 persen dan pemerintah telah memangkas impor selama 4 tahun berturut-turut.

Venezuela tidak menerbitkan data perekonomian resmi selama hampir dua tahun. Adapun data statistik komprehensif terakhir dipublikasikan pada Januari 2016 lalu.

Karena tidak ada data resmi, para ekonom mengandalkan estimasi independen yang diberikan oleh lembaga-lembaga internasional, perbankan, dan bahkan kongres Venezuela untuk melacak kemerosotan ekonomi dramatis yang dialami negara kaya cadangan minyak tersebut.

Baca juga : Warga Venezuela Andalkan Bitcoin untuk Bertahan Hidup

Laporan setebal 144 halaman tersebut mengonfirmasi kondisi yang selama ini diduga oleh para analis. Perekonomian Venezuela mengalami depresi parah dan terkontraksi selama tiga tahun berturut-turut.

Kondisi pemerintahan diktator dipadu dengan anjloknya harga minyak mentah pada tahun 2014 lalu membuat ekonomi Venezuela ambruk. Minyak adalah satu-satunya motor penggerak ekonomi Venezuela.

Adapun pemerintah enggan melakukan penyesuaian untuk menangkal kerugian dan kehilangan pendapatan dari minyak. Adapun dalam enam bulan terakhir, inflasi Venezuela tercatat luar biasa, yakni lebih dari 7.000 persen.

Laporan ini muncul menjelang periode libur Natal di Venezuela. Awal pekan ini, Presiden Venezuela menerbitkan aturan jadwal kerja khusus liburan.

Pekerja sektor publik boleh bekerja setengah hari pada pekan pertama Januari 2018. Ini menyusul mati listrik yang melanda Caracas dan sejumlah wilayah di sekitarnya.

Kompas TV Di Venezuela negara dimana warganya harus memotong dan menjual rambutnya demi membeli makanan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com