Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Alasan yang Bikin Orang Masih Enggan Koleksi Bitcoin

Kompas.com - 25/12/2017, 09:02 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Reli penguatan bitcoin yang fenomenal mengundang orang untuk tertarik mengoleksi mata uang digital atau cryptocurrency tersebut.

Beberapa waktu lalu, bitcoin bahkan menembus angka Rp 249,4 juta. Namun nilai bitcoin merosot pada Jumat (22/12/2017).

Harga bitcoin terjun bebas dari 20.000 dollar AS atau setara Rp 270 juta menjadi 13.000 dollar AS atau sekitar Rp 177,5 juta.

Baca juga : Dalam 12 Jam, Nilai Bitcoin Merosot Rp 27 Juta

Mengutip The Guardian, nilai bitcoin pun turun sekira 2.000 dollar AS atau sekitar Rp 27 juta dalam waktu 12 jam.

Hal itu memperlihatkan bagaimana volatilitas bitcoin yang membuat orang harus pikir-pikir dahulu sebelum membelinya.

Menurut Bloomberg, ada lima alasan mengapa banyak orang masih enggan mengoleksi bitcoin hingga saat ini walaupun nilainya menggiurkan. Apa saja?

1. Keamanan

Para peretas dan penjahat siber menyukai bitcoin karena anonimitasnya. Gara-gara ulah hacker meretas Mt Gox, bursa pertukaran bitcoin terbesar, cryptocurrency kemudian susut. Bahkan Mt Gox kemudian menyatakan diri bangkrut.

Nilai bitcoin kembali susut pada Agustus 2016 setelah hacker mencuri 69 juta dollar AS dari bursa bitcoin Hong Kong, Bitfinex.

Baca juga : Diretas, Tempat Penukaran Bitcoin di Korea Selatan Bangkrut

2. Meningkatnya perdebatan

Komunitas bitcoin terus berdebat mengenai cara meningkatkan kinerja blokchainnya dalam setahun terakhir. hal ini penting seiring transaksi bitcoin terus memecahkan rekor, namun masih sulit bagi bisnis untuk menggunakannya sebagai alat transaksi pembayaran.

Jika hal ini terus berlangsung bisa saja pengguna bitcoin berlaih ke blokchain lain yang lebih baik.

Baca juga : Teknologi Blockchain, Teknologi Masa Depan

3. Mata Uang Digital Tandingan

Mata uang digital tandingan bitcoinDok. Bloomberg Mata uang digital tandingan bitcoin
Menurut Ron Quaranta, Chairman Wall Street Blockchain Alliance, ada sekitar 700 mata uang digital pesaing bitcoin.

Salah satu pesaing kuat bitcoin yakni Ethereum yang pada tahun ini sudah naik 20 persen.

Baca juga : Setelah Bitcoin, Kini Muncul Mata Uang Virtual Ethereum

4. Tidak Diakui Pemerintah

Sejumlah negara masih melarang penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran. Misalnya saja di China, dan juga di Indonesia. Di AS sendiri, belum banyak perusahaan menerima bitcoin sebagai alat pembayaran.

Baca juga : Otoritas Moneter Singapura Beri Peringatan Soal Bitcoin

5. Ledakan Bubble

Pasar spekulasi bisa saja meledak setiap saat, sebagai saat koreksi. Apa yang jadi pemicunya, merupakan bagian tersulit. Jika berinvestasi pada bitcoin di masa sekarang tentusaja harus berhati-hati mengingat nilainya yang sudah sedemikian tinggi.

Baca juga : Berisiko Bubble, Bitcoin Masih Menarik?

Kompas TV Setelah terus mencetak rekor, harga mata uang bitcoin mulai turun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg



Terkini Lainnya

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usia Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usia Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com