Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Harga Bahan Pokok Sebelum Menteri Datang Mahal, Sesudah Datang Murah"

Kompas.com - 26/12/2017, 15:28 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedatangan menteri ke pasar-pasar seolah menjadi penentu harga bahan-bahan pokok. Pasalnya harga bahan-bahan pokok sebelum dan sesudah adanya menteri yang datang berbeda. 

Salah satu Pedagang Pasar Induk Kramat Jati, Eva menerangkan, harga bahan sebelum Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita datang masih melonjak tinggi, tetapi setelah Menteri tersebut datang ke pasar harga sebaliknya menjadi lebih murah.

Dia mencontohkan, pada harga bawang putih, sebelum Menteri Enggartiasto datang harganya bisa mencapai Rp 67.500 per kilogram, tetapi sesudah datang harganya turun menjadi Rp 22.000 per kilogram.

"Harga bahan pokok sebelum menteri datang mahal, sesudah datang malah jadi murah. Kan waktu mahal karena barangnya enggak ada, makanya dateng nganteri bawang kasih stok ke pedagang sini," ujar Eva kepada Kompas.com, Selasa (26/12/2017). 

Baca juga: Mantan Menteri Perdagangan: Reformasi Perdagangan Ke Depan Lebih Susah

Namun demikian, Menurut Eva, harga-harga bahan pokok relatif stabil. Dia menjelaskan, walaupun ada kenaikan tidak terlalu tinggi harganya. "Ya ada yang naik dan turun, stabil bisa dibilang, tetapi kalau ada libur pasti naik tetapi enggak tinggi," sebut dia. 

Seperti diberitakan, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melakukan inspeksi mendadak (sidak) guna mengetahui harga dan pasokan bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (12/5/2017).

Pada waktu itu, harga bawang putih terus mengalami kenaikan mencapai Rp 67.500 per kilogram.

Berikut harga bahan-bahan pokok di Pasar Induk Kramat Jati
Cabai rawit merah: Rp 40.000 per kilogram
Cabai rawit hijau: Rp 34.000 per kilogram
Cabai keriting: Rp 27.000 per kilogram
Bawang Merah: Rp 18.000 per kilogram
Bawang Putih: Rp 22.000 per kilogram
Tomat: Rp 15.000


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com