Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerimaan Perpajakan 2017 Capai Rp 1.339 Triliun

Kompas.com - 02/01/2018, 18:44 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memaparkan realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2017.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan pajak dan bea cukai pada 2017 ini menunjukkan hasil positif.

Pada 2017, penerimaan perpajakan mencapai Rp 1.339,8 triliun atau mencapai 91 persen dari target di APBN Perubahan (APBN-P) 2017 sebesar Rp 1.450,9 triliun. Penerimaan perpajakan pada tahun ini memiliki perolehan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, mengungkapkan, pada 2015, penerimaan perpajakan tercapai 83,3 persen, pada 2016 sekitar 83,5 persen.

"Ini merupakan penerimaan tertinggi mencapai 91 persen tertinggi sejak tiga tahun terakhir," katanya saat jumpa pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (2/1/2018).

Baca juga : Luhut: Sekarang Kita Mulai Bisa Buktikan, Tidak Mesti Semua Pakai APBN

Dia menjelaskan, penerimaan pajak pada tahun ini mencapai Rp 1.097,2 triliun atau 88,4 persen dari target di APBNP yang sebesar Rp 1.283,6 triliun.

Sementara realisasi penerimaan pajak pertambahan nilai (PPn) mencapai Rp 478,4 triliun atau 106 persen dari target APBN-P 2017 sebesar Rp 475,5 triliun.

Penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 192,3 triliun atau 101,7 persen dari target APBNP 2017.

Realisasi tersebut terdiri dari penerimaan cukai yang sebesar Rp 153,3 triliun, bea masuk sebesar Rp 35 triliun, dan bea keluar Rp 4 triliun.

Baca juga : APBN 2018 Tidak Akan Dijadikan Sumber Utama Pertumbuhan Ekonomi

"Jadi momentum luar biasa tingginya. Hal ini menunjukkan penerimaan perpajakan dalam APBN kita telah menunjukkan tren makin sehat dan menopang kita untuk menjaga APBN yang sehat dan kredibel," kata Menkeu. 

Kemudian, dari sisi belanja pada APBNP 2017, belanja negara mencapai Rp 2.001,6 triliun atau 93,8 persen.

Belanja barang juga alami peningkatan menjadi 96,8 persen. dari 2016 hanya 85,3 persen, dan di 2015 hanya 89,8 persen. Kemudian, untuk belanja sosial sudah mencapai 100 persen dari yang dianggarkan.

"Tentunya kontribusi dari belanja barang, belanja modal dan sosial sangat positif untuk ekonomi terutama masyarakat kelompok miskin," ujat Ani.

Kompas TV Pemerintah memproyeksikan defisit anggaran tahun ini di bawah angka 2,7 persen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Whats New
Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com