JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, laju inflasi sepanjang 2017 sebesar 3,61 persen di bawah prediksi pemerintah.
Dia mengatakan, rendahnya inflasi pada 2017 disebabkan upaya pemerintah dalam menjaga pergerakan harga pangan atau volatile food.
"Hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi, ini di bawah 4 persen, jauh dibanding yang sebelumnya diprediksi Bank Indonesia (BI)," ujar Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Menurut dia, besaran inflasi pada 2017 disebabkan oleh kebijakan pemerintah yakni adanya harga barang atau jasa yang diatur oleh pemerintah, mulai harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik.
Baca juga : BPS: Inflasi Desember 2017 Disumbang Komoditas Pangan
"Memang tren 2017 yang mengkontribusikan paling tinggi adalah administered price terutama pada saat kenaikan harga listrik, tapi volatile food dan dari sisi core inflation cukup stabil, bahkan volatile food mengalami penurunan tajam," ujarnya.
Sementara dari sisi tingkat kemiskinan, jumlah penduduk miskin di Indonesia alami penurunan.
Dari data BPS, pada September 2017, jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 26,58 juta penduduk. Jumlah tersebut menurun 4,28 persen dibandingkan pada Maret 2017 sebesar 27,77 juta jiwa.
Baca juga : BPS: Inflasi Desember 2017 Sentuh 0,71 Persen
"Ini adalah tren positif dan kami berharap dengan seluruh program pengentasan kemiskinan dan pembangunan, akan bisa menurunkan tingkat kemiskinan tidak hanya di Pulau Jawa tapi di pulau lain," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan pada Desember 2017 inflasi sebesar 0,71 persen. Sedangkan secara tahun kalender 2017, besaran laju inflasi mencapai 3,61 persen.
Baca juga : Inflasi November 2017 Terkendali