JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengatakan, pihaknya tekah menyiapkan stok beras sebanyak 950.000 ton untuk operasi pasar beras tahun 2018.
Djarot mengatakan, dalam operasi pasar ini dirinya tidak lagi secara mendiri melainkan bersama tim dengan melibatkan pelaku usaha swasta.
"Kemarin kami rapat dengan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) bagaimana kami satu langkah untuk meredam kenaikan harga yaitu dengan cara yang baik, saya masih punya stok 950.000 ton itu akan saya manfaatkan semaksimal mungkin," kata Djarot kepada Kompas.com, Senin (8/1/2018).
Dia mengatakan, stok tersebut akan terus bertambah seiring dengan penyerapan dari petani yang dilakukan oleh Bulog.
Baca juga: Ini Ketentuan HET dan Kelas Mutu Beras
"Stok itu sendiri terus bergerak artinya ada yang kita lepas ada yang kita masukan atau beli, kami usahakan stoknya terus terjaga meskipun permintaan lapangan cukup besar sekarang permintaan cukup besar dan cenderung sangat besar," ucapnya.
Saat ini, Bulog bersama dengan Perpadi dan Satgas Pangan tengah bergerak melakukan operasi pasar beras di seluruh Indonesia guna meredam harga beras yang alami kenaikan.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) harga rata-rata beras kualitas medium I di Jakarta telah mencapai Rp 13.600 per kilogram atau melewati batas Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 9.450 per kilogram.
Kemudian tertinggi ada di wilayah Papua Barat mencapai Rp 14.250 per kilogram atau melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp Rp 10.250 per kilogram.
Selain itu, terendah ada di Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai Rp 9.650 per kilogram, namun juga melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp Rp 9.450 per kilogram.