Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pertumbuhan Bukan Satu-satunya Faktor Ekonomi yang Perlu Diperhatikan"

Kompas.com - 10/01/2018, 14:34 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Head of Intermediary PT Schroders Investment Management Indonesia Teddy Oetomo menilai ada banyak faktor yang menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia belum bisa cepat seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo sebelumnya.

Padahal, semua indikator menunjukkan perbaikan dan peningkatan tetapi itu semua belum tercermin dalam angka pertumbuhan ekonomi yang sesuai ekspetasi.

"Pertumbuhan itu bukan satu-satunya faktor ekonomi yang perlu diperhatikan, kualitas dari pertumbuhan jauh lebih penting," kata Teddy saat ditemui di gedung World Trade Center (WTC), Rabu (10/1/2018).

Pada rapat terbatas yang diadakan pada Jumat (5/1/2018), Jokowi menyampaikan kepada menterinya untuk mencari tahu penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia belum bisa tinggi.

Dia turut mengumpamakan kondisi ekonomi Indonesia seperti tubuh manusia, di mana tidak ada sakit, kadar kolestrol baik, jantung dan paru-paru juga baik, tetapi tidak bisa berlari kencang.

Menurut Teddy, ada banyak faktor yang bisa memicu kondisi tersebut. Dia sekaligus menjelaskan mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi yang seperti laju kereta, ketika kecepatan sedang tinggi tidak bisa langsung turun secara drastis, begitupun saat masih pelan mau dipercepat, maka butuh waktu.

Kemudian mengenai pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan baru-baru ini dinilai belum bisa memperlihatkan dampak dalam waktu dekat. Terlebih, proyek infrastruktur yang sifatnya strategis masih dikerjakan sehingga belum bisa memberi efek pada pertumbuhan ekonomi secara langsung.

Faktor berikutnya adalah kolaborasi swasta dengan pemerintah. Teddy melihat, saat ini poin tersebut sudah pada jalur yang benar, namun belum terlihat hasilnya sehingga masih butuh waktu hingga kebijakan itu berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

"Lebih penting sekarang bagaimana untuk sustain, stabil. (Pertumbuhan ekonomi) pelan-pelan saja enggak apa-apa," tutur Teddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com