JAYAPURA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Sumarno berharap pesawat N219 Nurtanio produksi PT Dirgantara Indonesia bisa segera beroperasi secara massal di Papua.
"Nurtanio itu pesawat kecil, paling efektif di Papua," ucap Rini saat meresmikan modernisasi layanan navigasi penerbangan di Papua di Kantor AirNav Indonesia Cabang Sentani, Jayapura, Papua, Jumat (12/1/2018).
Hal itu sebut dia, akan mengukuhkan produk dalam negeri selain teknologi radar yang direncanakan akan dipasang di tujuh lokasi di Papua yang juga merupakan produk Indonesia, yaitu radar sintetis berbasis satelit atau ADS-B (Automatic Dependent Surveillance-Broadcast) dan penerapan prosedur PBN (Performance-Based Navigation).
"Nanti Nurtanio akan bersama-sama produk Indonesia juga navigasinya," ucapnya.
Baca juga: Pesawat N219 Buatan Anak Bangsa Siap Mengudara Mei 2017
Sementara itu Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan, sudah selayaknya pesawat-pesawat tua jenis Twin Otter diganti dengan pesawat yang lebih muda. Menurut dia, batas usia pesawat penumpang adalah 25 tahun, sementara batas usia pesawat kargo 30 tahun.
Agus menyebutkan, karakterisitik geografis Papua yang berupa pegunungan dibutuhkan pesawat-pesawat kecil yang tidak membutuhkan landasan pacu yang panjang dan besar.
"Untuk Papua karena area pegunungan, pesawat-pesawat yang cocok, yaitu pesawat yang cocok untuk mendarat dan tinggal landas dengan jarak yang pendek serta stalling speed rendah," katanya.
Baca juga : Nurtanio, Nama yang Diberikan Jokowi untuk Pesawat N219