NEW YORK, KOMPAS.com - Raksasa e-commerce Alibab Group Holding Ltd dikritik oleh AS sebagai marketplace produk abal-abal dan masuk daftar hitam di Negeri Paman Sam tersebut.
Mengutip Bloomberg, Minggu (15/1/2018), Kantor Perwakilan Perdagangan AS memasukkan situs jual beli daring milik Alibaba, Taobao, ke dalam daftar "Pasar Buruk". Sebab, Taobao dianggap memiliki volume barang palsu dan bajakan yang sangat banyak.
Lembaga AS itu pun menyatakan, Alibaba telah melakukan upaya agar barang abal-abal langsung dihapus dari Taobao. Namun, upaya ini dianggap tak berdampak.
"Program penegakan hukum dilaporkan terus tidak berdampak pada akhir penjualan produk palsu pada platform tersebut," kata Kantor Perwakilan Perdagangan AS.
Baca juga: Mengapa Alibaba Kembangkan Ritel Offline?
Merespons hal ini, Presiden Alibaba Mike Evans menyatakan, tindakan tersebut merupakan representasi yang tidak akurat terhadap upaya Alibaba dalam melindungi merek. Bahkan, Evans menyatakan, keputusan itu sifatnya politis.
"Kami tidak memiliki pilihan lain selain menyimpulkan bahwa (keputusan) ini sangat bias dan politis," ungkap Evans.
Ketegangan perdagangan antara AS dan China terus meningkat. Hal ini sejalan dengan perekonomian China yang terus tumbuh dengan pesat dan korporasi-korporasinya berekspansi ke luar negeri.
Akuisisi China terhadap perusahaan-perusahaan AS telah dihalangi oleh otoritas AS dalam beberapa waktu terakhir.
Ant Financial, perusahaan layanan keuangan China yang dikendalikan oleh pendiri Alibaba Jack ma, gagal memenangkan persetujuan dari otoritas AS untuk mengakuisisi MoneyGram International Inc.