Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rombak Direksi PT KAI, Rini Juga Geser Dirut PT KCI

Kompas.com - 16/01/2018, 12:43 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Muhammad Nurul Fadhila pada Selasa (16/1/2018) efektif sudah tidak lagi menjabat Direktur Umum PT Kereta Api Commuter Indonesia (KCI).

Berdasarkan perombakan susunan direksi PT Kereta Api Indonesia (KAI) oleh Menteri BUMN Rini Soemarno pada Senin (15/1/2018), Fadhila dipercaya mengemban tugas baru sebagai Direktur Pengelolaan Prasarana PT KAI.

"Untuk sementara waktu berdasarkan keputusan Dewan Komisaris PT KCI telah menetapkan Subakir sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT KCI di samping tugasnya sebagai Direktur Operasi dan Pemasaran PT KCI," kata VP Komunikasi Perusahaan PT KCI Eva Chairunisa melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Selasa siang.

Eva menjelaskan, Fadhila telah memimpin PT KCI sejak 2 Februari 2015. Selama hampir tiga tahun menjabat sebagai Dirut, Fadhila disebut banyak berkontribusi pada pengembangan modernisasi sistem ticketing dengan commuter vending machine sampai perubahan formasi rangkaian KRL secara bertahap dengan memperbanyak formasi 10 dan 12 kereta.

Baca juga: Rombak Direksi PT KAI, Menteri BUMN Berhentikan Edi Sukmoro sebagai Dirut

Dalam hal perpindahan penumpang, PT KCI di bawah komando Fadhila juga telah membangun enam underpass, yaitu di Stasiun Cilebut, Bojong Gede, Citayam, Tebet, Sudimara, dan Pondok Ranji. Serta satu jembatan penyeberangan orang (JPO) di Stasiun Tanah Abang.

Capaian Fadhila lainnya adalah dengan memperbanyak media informasi elektronik di tiap kereta dan stasiun. Eva mengungkapkan, rencana pengembangan layanan KRL dan target 2018 lainnya akan diteruskan oleh Subakir dalam rangka meningkatkan layanan dan mobilitas para komuter.

"PT KCI di bawah kepemimpinan Pelaksana Tugas Direktur Utama PT KCI, Subakir, berkomitmen tetap memberikan peningkatan pelayanan untuk transportasi KRL," tutur Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com