BARRU, KOMPAS.com - Energi listrik menjadi barang yang amat berharga bagi sebagian masyarakat yang bermukim di wilayah terpencil.
Gelap gulita menjadi pemandangan masyarakat Dusun Rumpia, Desa Kamiri, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Ketika sinar matahari mulai menghilang, tak banyak aktivitas yang dapat dilakukan ketika listrik belum tersedia di wilayah tersebut.
Untuk menuju Desa Kamiri yang berjarak 123 kilometer dari pusat Kota Makassar, jalanan begitu menantang. Sehingga tak heran desa ini jauh dari gemerlap lampu-lampu seperti di kota.
Jalan yang berkelok-kelok tajam, turun naik perbukitan yang curam menjadi tantangan tersendiri untuk menuju lokasi desa terpencil itu. Belum lagi ketika kabut turun dan ancaman tanah longsor selama perjalanan.
Bahkan rombongan Kompas.com dan para jurnalis harus beristirahat sebentar untuk mengatur strategi perjalanan menuju desa itu, sebab, ada beberapa mobil yang tak mampu melewati medan yang cukup berat.
Alunan suara jangkrik hutan, pepohonan yang menjulang tinggi, jalanan aspal yang sudah terkelupas dan cenderung bebatuan, hingga tidak tersedianya sinyal telepon seluler menjadi teman selama perjalanan.
Selama kurang lebih 45 sampai 50 menit melewati medan jalan yang berliku dan naik turun perbukitan, rombongan tiba di Dusun Rumpia, Desa Kamiri, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Benar saja, pantauan Kompas.com saat tiba dilokasi, sedang ada pembangunan jaringan kabel listrik yang tengah dikerjakan oleh beberapa orang pekerja. Ini merupakan bagian dari program listrik desa dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero).
Amir (45) Kepala Dusun Rumpia, Desa Kamiri, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan mengatakan, selama ini memang belum ada jaringan listrik yang tersedia penuh selama 24 jam.
Warga desa hanya memanfaatkan genset sebagai sumber energi yang dikelola oleh masyarakat desa dengan cara iuran biaya setiap bulannya untuk membeli solar.
Ketika petang datang, Amir mulai menyalakan genset, dan saat itu juga 30 rumah warga dusun akan terlihat cahaya lampu dari aliran listrik yang dihasilkan oleh genset.
Dusun tersebut sudah menggunakan genset selama 10 tahun terakhir guna memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Genset pun akan beroperasi pada pukul 18.00 hingga 21.00 WITA, ketika jam tidur tiba, maka desa akan kembali gelap gulita.
"Tidak ada aktivitas lagi. Jadi tidak perlu lampu," ungkap Amir di Dusun Rumpia, Desa Kamiri, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Selasa (16/1/2018).
Dia berujar, selama listrik genset menyala, maka akan dimanfaatkan anak-anak sekola untuk belajar dan meningkatkan pengetahuannya.