Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog: Beberapa Bulan Lalu Sudah Kelihatan Harga Beras Akan Naik

Kompas.com - 17/01/2018, 16:35 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mengungkapkan pihaknya selama beberapa bulan terakhir aktif menyampaikan data kondisi beras di pasaran, termasuk dari sisi harga dan panen di lapangan.

Dari data yang dihimpun, disebut sudah bisa diprediksi akan terjadi kenaikan harga beras sejak akhir 2017 hingga awal 2018 ini.

"Dari situ, sebagian besar para pemutus (kebijakan) di atas sudah memahami bahwa mungkin akhir tahun mulai ada kenaikan harga, dan itu kelihatan," kata Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti pada acara Media Gathering Perum Bulog di Hotel Aston Cirebon, Jawa Barat, Selasa (16/1/2018) malam.

Djarot menjelaskan, data yang dihimpun Perum Bulog sudah sampai pada pergerakan harga di pasar-pasar yang berpengaruh terhadap komoditi beras. Meski Perum Bulog sudah bisa memprediksi dari jauh-jauh hari mengenai kenaikan harga beras, pihaknya tidak bisa serta merta melakukan operasi pasar beras hingga ditugaskan oleh pemerintah, baru-baru ini.

Baca juga: Ini Skema Importasi Beras 500.000 Ton oleh Bulog

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menugaskan Perum Bulog untuk menjalankan operasi pasar beras dalam rangka menjaga stok dan menstabilkan harga beras di pasaran. Selain itu, melalui rapat koordinasi terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, disepakati Perum Bulog mengimpor 500.000 ton beras sebagai cadangan pemerintah.

"Kami bukan dalam posisi meminta (impor), hanya menyampaikan ada suatu (keputusan) yang harus diambil. Baru Senin kemarin di dalam rapat diputuskan, Bulog harus melaksanakan," tutur Djarot.

Jumlah beras yang diimpor ditetapkan maksimal 500.000 ton dari sejumlah negara produsen beras di Asia. Untuk jenis beras yang diimpor adalah beras umum dengan tingkat kepecahan 0 sampai 20 persen.

Tingkat kepecahan beras ini merujuk pada jenis beras yang menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) dibedakan menjadi beras premium, medium I, medium II, dan medium III. Untuk jenis beras yang akan diimpor ini, masih masuk dalam golongan beras medium I.

Kemudian, waktu yang ditetapkan bagi Perum Bulog untuk mengimpor maksimal sampai akhir Februari 2018. Batasan itu ditetapkan karena diperkirakan awal Maret nanti masuk puncak musim panen raya, sehingga stok beras beredar harus dikontrol supaya harga beras dalam negeri tidak terganggu.

Anggaran untuk mengimpor beras menggunakan dana Perum Bulog sendiri. Ketika beras impor tersebut tiba nanti, bukan untuk langsung disebar ke pasar, melainkan dipakai mengisi stok cadangan beras pemerintah.

"Kemarin saya cek posisi keuangan kami di Direktur Keuangan, kami masih ada kelonggaran uang untuk komoditi Rp 9,8 triliun. Artinya, Insya Allah masih cukup uang kami untuk impor beras," ujar Djarot.

Kompas TV Ada 1.125 ton beras tertampung di Gudang Bulog Saukang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com