Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog: Ada Kemungkinan Target Impor 500.000 Ton Beras Tidak Tercapai

Kompas.com - 17/01/2018, 16:57 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menyebut, ada kemungkinan target impor 500.000 ton beras tidak tercapai. Hal itu dikarenakan waktu yang diberikan pemerintah sangat singkat untuk sebuah proses impor komoditi dalam jumlah besar.

"Menurut saya nanti kita harus terima kalaupun ternyata 500.000 ton itu tidak tercapai," kata Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti saat acara Media Gathering Perum Bulog di Hotel Aston Cirebon, Jawa Barat, Selasa (16/1/2018) malam.

Djarot mengatakan, berdasarkan keputusan dari pemerintah, pihaknya ditugaskan mengimpor beras maksimal 500.000 ton dari negara produsen beras yang ditunjuk. Waktu untuk mengimpor beras dibatasi hingga akhir Februari 2018, sehingga Perum Bulog tidak diizinkan menerima impor beras setelah tenggat waktu karena bertepatan dengan musim puncak panen raya.

Djarot juga memaparkan hal teknis mengenai proses importasi beras. Pertama-tama, pihak Bulog mengundang perusahaan yang ingin ikut tender selaku importir beras ke Indonesia.

Baca juga : Ini Skema Importasi Beras 500.000 Ton oleh Bulog

"Kami mengundang melalui website kami, siapapun yang memenuhi syarat untuk ikut dalam tender kami. Hanya anggota asosiasi di negara-negara produsen yang kami tunjuk," tutur Djarot.

Negara produsen beras yang ditunjuk pemerintah untuk kebijakan importasi beras adalah Thailand, Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan India. Djarot menargetkan, penawaran bagi perusahaan untuk ekspor beras ke Indonesia dibuka sampai hari Rabu (17/1/2018) ini kemudian dilanjutkan dengan seleksi persyaratan.

"Setelah memenuhi syarat, harus melampirkan company profile dan pernyataan mereka menguasai barang. Jangan sampai yang ekspor itu calo," ujar dia.

Setelah dicapai kesepakatan, butuh waktu setidaknya 20 hari dari pembukaan letter of credit hingga beras dikirim ke Indonesia. Jika semuanya berjalan lancar, diperkirakan beras bisa mulai dikirim awal Februari mendatang.

Djarot juga menceritakan proses loading, pengiriman, hingga bongkar muat beras sebanyak 500.000 ton. Dia memisalkan, jika kapal yang dipakai mengirim beras masing-masing berkapasitas 10.000 ton, maka butuh sekitar 50 kapal untuk memenuhi target.

Sedangkan bila menggunakan kapal berkapasitas 20.000 ton, maka memerlukan 25 kapal. Adapun pelabuhan yang disiapkan untuk menerima kedatangan beras impor adalah Pelabuhan Batam, Pelabuhan Belawan di Medan, dan Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.

"Kalau sampai batas itu ternyata tidak tercapai, saya harus melaporkan bahwa tugas mengimpor dengan maksimum 500.000 ton hanya tercapai berapa," ucap Djarot.

Kompas TV Sebelumnya, pemerintah lewat Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan impor beras tidak boleh dilakukan PPI. Impor harus dilakukan oleh bulog.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com