Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Taspen Bidik Investasi Langsung di Proyek Infrastruktur

Kompas.com - 22/01/2018, 13:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Taspen (Persero) membidik investasi langsung pada tahun ini, khususnya di proyek-proyek infrastruktur. Pada tahun 2018, perseroan meningkatkan porsi investasi langsung dari 1 persen menjadi 3 persen.

Direktur Utama PT Taspen Iqbal Latanro menyebut, perseroan telah berpartisipasi dalam setidaknya 20 proyek infrastruktur. Partisipasi tersebut tidak hanya dalam bentuk ekuitas.

"Bisa berupa membeli obligasi yang ada," kata Iqbal dalam konferensi pers di Hotel Novotel Bogor pada akhir pekan lalu.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Investasi PT Taspen Iman Firmansyah menuturkan, sepanjang tahun 2017, nilai investasi PT Taspen mencapai Rp 208,8 triliun. Dari angka tersebut, porsi deposito mencapai 20 persen.

Baca juga : Mandiri Taspen Pos Grobogan Targetkan Penyaluran Kredit Rp 60 Miliar

"Kenapa 20 persen, di akhir tahun kami banyak jual saham, obligasi, juga SUN (surat utang negara). Jadi, sementara uangnya kami parkir dulu di deposito," jelas Iman.

Adapun porsi saham mencapai sekira 15 persen. Adapun porsi investasi langsung melalui proyek infrastruktur masih 1 persen, reksa dana 7 persenm dan KIK EBA (Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset) 5 persen.

Perihal proyek infrastruktur yang telah dibiayai PT Taspen, Iman menyatakan pihaknya sudah melakukan investasi pada ekuitas Waskita Toll Road (WTR) sebesar Rp 2 triliun. Angka tersebut setara dengan 14 persen kepemilikan saham perseroan di WTR.

Selain itu, perseroan juga masuk melalui KIK EBA, dan saham-saham perusahaan tercatat.

Adapun untuk investasi langsung, saat ini perseroan baru masuk ke pembiayaan proyek WTR dan ruas tol Balaraja-Merak oleh Marga Mandala Sakti. Selain itu, ada pula sejumlah penyertaan pada proyek lama.

Pada tahun 2018, PT Taspen akan menurunkan porsi investasi pada deposito menjadi 10 persen. Adapun porsi investasi pada saham menjadi 15 persen, reksa dana 10 persen, dan KIK EBA 5 persen.

Sementara itu, terkait pembiayaan kepada proyek infrastruktur sangat bergantung pada penawaran yang masuk ke PT Taspen dan hasil due diligence.

Iman menyatakan, pembiayaan kepada proyek WTR oleh PT Taspen termasuk pada program PINA atau Proyek Investasi Non Anggaran Pemerintah. Menurut dia, PT Taspen saat ini fokus dalam membiayai proyek jalan tol dan pembangkit listrik.

"Proyeknya tergantung penawaran yang masuk ke kami dan dasarnya ke IRR (Internal Rate of Return atau tingkat pengembalian modal). Kami masuk ke IRR yang lebih besar dari 13 persen," terang Iman.

Ia mengungkapkan, dasar keputusan perseroan untuk meningkatkan porsi investasi langsung ke proyek infrastruktur adalah untuk mendiversifikasi profil investasi dengan masuk ke investasi jangka panjang. Dengan demikian, pada tahun ini PT Taspen menargetkan bakal investasi langsung ke proyek infrastruktur sekira Rp 4,6 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com