Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI: Dampak "Shutdown" AS, kalaupun Ada, Itu Positif

Kompas.com - 23/01/2018, 15:40 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memastikan tidak ada dampak berarti dari shutdown pemerintah di Amerika Serikat sejak hari Sabtu (20/1/2018). Jika memang nantinya ada dampak, belum tentu hal negatif yang akan dirasakan di Indonesia.

"Kalau shutdown itu bukan berarti seluruh institusinya berhenti, tetapi sebagian dan itu hanya di tingkat federal. Dampaknya pada Indonesia, kalaupun ada, itu positif," kata Agus saat ditemui di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (23/1/2018).

Menurut Agus, shutdown Pemerintah AS sifatnya hanya sementara. Terlebih, ini bukan pertama kalinya Pemerintah AS mengalami shutdown atau penghentian layanan pemerintahan.

Ketika ditanya apakah salah satu dampak positif yang dimaksud adalah menguatnya rupiah terhadap dollar AS, Agus menuturkan tidak menyebut seperti itu secara langsung. Namun, dia meyakini seluruh pemangku kepentingan di AS berupaya keras mencari jalan keluar untuk menyudahi shutdown.

Baca juga: Pemerintah AS "Shutdown", Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

Diberitakan sebelumnya, kongres Amerika Serikat meloloskan rencana anggaran pemerintah untuk mengakhiri shutdown atau penutupan pemerintah federal pada Senin waktu setempat.

Dalam pemungutan suara oleh The House of Representative (HOR) atau DPR, total suara yang menyetujui anggaran tersebut mencapai 266, sedangkan yang tidak setuju 159 suara.

Di Senat, voting menghasilkan suara 81-18. Artinya, mayoritas senator Partai Demokrat telah bergabung dengan 49 senator Partai Republik untuk meloloskan anggaran pemerintah tahun ini.

Adapun Senat merupakan perwakilan dari tiap-tiap negara bagian yang dipilih oleh rakyat negara bagian yang bersangkutan.

Kompas TV Chuck Schumer bertemu dengan Presiden Trump di Gedung Putih mencari jalan keluar menghindari tak berjalannya pemerintahan Amerika Serikat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Ketentuan Cuti Melahirkan ASN akan Diperbarui, Termasuk bagi ASN Pria

Whats New
THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

Work Smart
Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com