Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEO HSBC: Kerja Sama RI-India Harus Diperkuat

Kompas.com - 24/01/2018, 21:12 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan bilateral ke lima negara pada 24-29 Januari 2018, yakni Sri Lanka, India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan. Dalam kunjungan bilateral ini, diharapkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan India kian erat.

CEO HSBC Indonesia Sumit Duta menjelaskan, Indonesia dan India adalah dua negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tak hanya di Asia, namun juga di dunia. Pertumbuhan ekonomi India diproyeksikan mencapai 6,5 persen pada tahun 2018, 7 persen pada 2019, dan 7,6 persen pada 2020.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai kisaran 5,2 persen pada tahun 2018. Pada tahun 2019, menurut prakiraan Bank Indonesia (BI), pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai kisaran 5,3 hingga 5,7 persen.

"Selain dari PDB (produk domestik bruto/pertumbuhan ekonomi), Indonesia dan India memiliki banyak kesamaan," kata Duta pada diskusi dan teleconference ASEAN-India 25th Anniversary di Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Baca juga: HSBC Sebut Akan Terlibat dalam Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Duta mengungkapkan, Indonesia dan India adalah dua negara dengan populasi yang amat besar. Selain itu, kedua negara juga memiliki populasi kelas menengah berusia muda dan terpelajar dengan jumlah yang besar pula.

Tidak hanya itu, India dan Indonesia sama-sama memiliki potensi yang besar untuk terus tumbuh. Pun kedua negara mengalami reformasi ekonomi yang signifikan selama beberapa tahun terakhir.

Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Narendra Modi sama-sama dilantik pada tahun 2014 silam. Keduanya memiliki visi yang sama dalam mereformasi ekonomi negara masing-masing.

Oleh sebab itu, kedua negara perlu memperkuat kerja sama ekonomi yang telah terjalin selama ini. Kedua negara telah menjalin kerja sama ekonomi antara lain dalam bidang energi, energi terbarukan, kesehatan, ketahanan pangan, perdagangan dan pariwisata, serta teknologi informasi dan komunikasi.

"Kerja sama memang masih tahap awal. Masih banyak yang harus dilakukan, namun kedua negara memiliki intensi yang sama kuat," tutur Duta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com