Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: Hampir Separuh Transaksi Bitcoin Terkait Tindakan Ilegal

Kompas.com - 25/01/2018, 07:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SYDNEY, KOMPAS.com - Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa hampir separuh dari seluruh transaksi mata uang virtual terkait dengan aktivitas ilegal. Selain itu, peneliti juga mengaitkan seperempat pengguna bitcoin dengan kejahatan.

Mengutip The Independent, Kamis (25/1/2018), kejahatan tersebut mencakup peretasan, pencucian uang, dan perdagangan narkoba hingga pornografi ilegal. Peneliti juga meyakini naiknya harga bitcoin sejalan dengan popularitasnya di kalangan kriminal.

"Apabila para pelaku kejahatan memalingkan perhatiannya dari bitcoin dan memilih mata uang virtual yang lebih fokus pada privasi, maka nilainya kemungkinan akan anjlok," ujar para peneliti dalam laporannya.

Studi tersebut dilakukan oleh peneliti dari University of Sydney dan University of Technology Sydney, Australia. Dalam studi itu ditemukan bahwa 44 persen transaksi bitcoin dan 25 persen pengguna bitcoin terasosiasi dengan aktivitas ilegal.

Temuan mereka sejak April 2017, menunjukkan bahwa sekitar 24 juta partisipan pasar bitcoin menggunakan mata uang virtual tersebut khususnya untuk tujuan ilegal. Pengguna bitcoin ini diestimasikan melakukan 36 juta transaksi per tahun.

Adapun nilai transaksinya mencapai kisaran 72 miliar dollar AS. Secara kolektif, imbuh para peneliti, mereka memiliki bitcoin dengan nilai 8 miliar dollar AS.

Salah satu alasan bitcoin sangat populer di kalangan pelaku kejahatan adalah mata uang virtual ini memungkinkan penggunanya tidak memakai identitas asli. Namun, transaksi tak sepenuhnya anonim, sebab setiap transaksi direkam oleh blockchain.

Menurut para peneliti, mungkin saja informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi individu spesifik.

"Teknik yang dikembangkan dalam laporan ini dapat digunakan untuk surveilans mata uang virtual dalam berbagai cara, termasuk memonitor tren aktivitas ilegal, respon terkait intervensi regulatori, dan bagaimana perubahan karakteristiknya seiring waktu berjalan," ujar para peneliti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Whats New
RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com