Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PGN Ingin Gas Bisa Seperti BBM Satu Harga

Kompas.com - 26/01/2018, 11:00 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan Gas Negara (PGN) mengusulkan kepada Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilis Minyak dan Gas (BPH Migas) untuk membuat gas yang disambungkan melalui pipa ke rumah tangga bisa dijual dengan satu harga.

Usulan penjualan satu harga tersebut serupa dengan mekanisme penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diterapkan di sejumlah daerah di Tanah Air.

"Kami sebenarnya meminta ke BPH Migas, kami iri dengan BBM yang bisa satu harga. Bayangan kami, nanti jargas atau jaringan gas untuk rumah tangga juga bisa gas satu harga, baik dari Sumatra maupun Jawa," jelas Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Kamis (25/1/2018).

Baca juga : 25 Januari, PGN Akan Digabung ke Pertamina

Dia juga meminta agar BPH Migas melakukan eveluasi terhadap harga gas yang diberlakukan agar bisa tetap menghasilkan keuntungan. Alasannya penjualan gas untuk rumah tangga tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah.

Harapannya, hal tersebut bisa membantu perusahaan membangun lebih banyak jaringan gas bumi dan menjangkau lebih banyak pengguna.

"Kami berharap BPH Migas bisa melihat bahwa semakin tingginya pengelolaan jaringan gas rumah tangga ini diharapkan bisa lebih optimal dan ekonomis juga buat kami. Karena di pengelolaan jaringan gas ini tidak ada subsidi, jadi harus menyalurkan dengan tingkat keekonomian yang cukup," ujarnya.

Baca juga : Soal Holding Migas, Jonan Dukung Keputusan Kementerian BUMN

Jobi membayangkan, jika pembangunan jaringan gas rumah tangga bisa didorong secara masif, maka konsumsi liquid petroleum gas (LPG) impor akan berkurang.

"Sehingga, kemandirian energi, yang jadi salah satu tujuan pemerintah ini, juga bisa dibantu denga adanya penyaluran gas ke konsumen," pungkasnya.

Kompas TV Pembentukan holding dilakukan dengan pengalihan saham negara di PGN kepada Pertamina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com