Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Sarung Tangan Nitril Naik, Mark Dynamics Naikkan Kapasitas Produksi

Kompas.com - 29/01/2018, 22:13 WIB

KOMPAS.com - Tren sarung tangan karet untuk pekerjaan yang berhubungan dengan kesehatan ataupun manufaktur telah beralih ke sarung tangan nitril seiring meningkatnya kesadaran akan kesehatan.

Dengan demikian, negara berkembang dengan jumlah pekerja yang tinggi seperti di sejumlah negara di Amerika Selatan dan di China pun mulai beralih ke produk sarung tangan nitril.

Produsen cetakan sarung tangan nitril asal Indonesia, yakni PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) kebanjiran order produksi akibat naiknya tren ini.

Pada 2018, perseroan telah mendapatkan 90 persen order dari target produksi 2018 sebesar 6,5 juta potong cetakan sarung tangan (hand former). Karena itu, perseroan berencana untuk menaikkan kapasitas produksi hingga 30 persen tahun ini.

"Untuk memenuhi peningkatan permintan pelanggan, MARK meningkatkan kapasitas produksi hingga 30 persen dibandingkan perusahaan di tahun 2018," kata Direktur Mark Dynamics Indonesia, Ridwan, melalui keterangan resmi ke Kompas.com.

Untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi, perusahaan asal Sumatera Utara ini melaksanakan pembenahan terhadap semua aspek manajemen dan operasional.

Hal itu dilakukan untuk efisiensi dan peningkatan produktivitas setiap karyawan sehingga bisa meningkatkan laba perseroan.

Sebelumnya, Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia, Yeoh Sek Boon menyampaikan untuk mewujudkan penambahan mesin hi-tech, perseroan akan menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan di Eropa untuk sharing dan improvement skill & technology di bidang riset dan pengembangan.

"Mengingat meningkatnya permintaan sarung tangan nitril, kondisi itu juga memacu permintaan orderan handformer. Target 530.000 unit per bulan awalnya proyeksi 2019 dan kini direncanakan direalisasikan pada tahun depan," ujar Yeoh.

Kompas TV Lembaga Rating Moody's Investors Service memperbaiki outlook rating kredit Indonesia dari stabil menjadi positif. Perbaikan rating ini dipicu menurunnya dampak kerentanan ekonomi dunia pada perekonomian Indonesia. Moody's menilai kebijakan yang diambil berbagai otoritas di Indonesia cukup efektif dalam meredam dampak gejolak ekonomi dunia. Moodys menambahkan, reformasi kebijakan subsidi BBM dan penguatan manufaktur pengganti impor juga turut memperkuat posisi ekonomi domestik Indonesia. Bila hal ini berlanjut, Moody’s membuka kemungkinan perbaikan rating lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com