Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gapmmi: Produk Makanan dan Minuman Dalam Negeri Kalah Saing

Kompas.com - 30/01/2018, 18:50 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman menyatakan, ekspor makanan dan minuman dalam negeri terus menghadapi hambatan di pasar global.

Menurut Adhi salah satu yang menjadi hambatan adalah tarif bea masuk yang tinggi dari sejumlah negara tujuan ekspor.

Pada tahun 2018 ini pun, pihaknya menargetkan pertumbuhan ekspor makanan dan minuman dapat mencapai 10 persen.

"Ekspor memang agak berat karena terkait regulasi-regulasi segala macam tapi dalam negeri potensinya besar," kata Adhi saat konfrensi pers di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (30/1/2018).

Baca juga : Ada Pesta Demokrasi di 2018, Pelaku Industri Makanan Minuman Optimistis

Dia mengungkapkan, negara-negara di kawasan Afrika, Amerika Latin, masih mengenakan tarif bea masuk yang tinggi untuk produk Indonesia ketimbang produk China.

"Afrika kasih tarif yang lebih murah ke China karena mereka punya kerja sama government to government," paparnya.

Selain itu, negara di kawasan Asia seperti Vietnam dan Thailand juga mendapat keistimewaan tarif di berbagai negara ekspor tujuan. Dengan hal tersebut, produk makanan dan minuman dari Indonesia menjadi kalah bersaing

Adhi berharap, pemerintah dapat menjalankan kerja sama antar pemerintah guna menjalankan perdagangan bebas hingga penghapusan tarif bea masuk.

Baca juga : Ekspor Dipermudah, Industri Makanan Minuman Harus Tumbuh Positif

"Ekspor ini setiap tahun sekitar 10 persen pertumbuhan, tapi memang berat kami sudah berusaha masuk ke emerging market di Afrika, India, dan memang saingannya banyak, inovasi juga masih banyak kalah," jelasnya.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto, mengungkapkan nilai ekspor produk makanan dan minuman pada 2017 terus alami peningkatan ditengah persaingan secara global.

Sepanjang 2017 lalu, kinerja ekapor makanan dan minuman mencapai 11,5 miliar dollar AS, meningkat dibanding nilai ekspor di 2016 yang tercatat sebesar 10,43 miliar dollar AS.

Sementara itu, produk ekspor unggulan dari sektor industri makanan dan minuman mulai dari, udang beku, minyak kelapa, kakao, margarin dan mentega, roti dan kue, biota air, kopi teh, dan ikan dibekukan.

Baca juga : Pengusaha Makanan Minuman Harapkan Penurunan Harga Gas Industri

Kompas TV Pengusaha dan akademisi mengkritik regulasi lelang gula rafinasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com