Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olahan Kilang Minyak di Bontang Diutamakan untuk Kebutuhan Domestik

Kompas.com - 30/01/2018, 20:39 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak PT Pertamina (Persero) memastikan hasil olahan kilang minyak di Bontang, Kalimantan Timur, akan lebih banyak dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri.

Rencana pembangunan kilang minyak baru atau Grass Root Refinery (GRR) Bontang akan segera dimulai setelah Pertamina menandatangani perjanjian kerja sama dengan konsorsium perusahaan minyak bumi dan gas (migas) asal Oman dan Singapura, Overseas Oil and Gas LLC serta Cosmo Oil International Pte Ltd, sebagai partner.

"Perkiraan kami, untuk gasoline sama avtur kemungkinan di depan masih terbuka ruang untuk domestik, karena permintaan dari domestik tumbuh," kata Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ardhy N Mokobombang, dalam konferensi pers di kantor pusat Pertamina, Jakarta Pusat, Selasa (30/1/2018).

Ardhy menjelaskan, nantinya akan ada satu lagi hasil olahan minyak mentah di kilang Bontang selain gasoline dan avtur, yakni diesel. Olahan diesel ini yang kemungkinan nanti akan diekspor, dengan volume yang ditaksir tidak melebihi volume untuk gasoline dan avtur yang diutamakan sebagai kebutuhan dalam negeri.

Dengan proyeksi tersebut, direncanakan desain kilang akan lebih banyak mengakomodasi untuk kebutuhan pengolahan minyak mentah ke gasoline dan avtur. Sedangkan untuk tempat pengolahan diesel hanya diberi porsi sedikit.

"Akan kami coba bersama dengan partner untuk mendesain sesuai dengan kebutuhan di dalam negeri," tutur Ardhy.

Adapun nilai investasi mengelola GRR Bontang sekitar 10 miliar dolar AS, di mana nanti akan dibangun kilang dengan kapasitas produksi 300.000 barel per hari.

Kerja sama ini juga disepakati untuk dibiayai secara penuh oleh konsorsium, di mana pendanaan konsorsium akan didukung penuh oleh pemerintah Oman, berikut dengan pasokan minyak mentah atau crude supply-nya.

Pertamina menargetkan dalam waktu dekat kesepakatan kerja sama ini akan dikukuhkan melalui penandatanganan framework agreement yang kemudian dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Tahap berikut yang dimaksud adalah melakukan studi kelayakan atau feasibility study hingga engineering package dengan target tahun 2025 kilang sudah bisa beroperasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com