Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Tak Puas dengan Ekspor, Kemendag Akan Perbanyak Perjanjian Dagang

Kompas.com - 31/01/2018, 15:27 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut pihaknya akan memperbanyak perjanjian perdagangan multilateral dengan negara-negara lain dalam rangka meningkatkan ekspor.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menyinggung tingkat ekspor Indonesia yang masih minim dan kalah dari negara tetangga seperti Kamboja, Malaysia, dan Thailand.

"Hampir 10 tahun kita tidak ada perjanjian perdagangan apapun. Baru tahun lalu dengan Chile," kata Enggar melalui konferensi pers Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2018 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018) siang.

Menurut Enggar, negara tetangga yang telah mengungguli Indonesia itu sebelumnya sudah terlebih dahulu membuka diri dengan menawarkan sejumlah kemudahan. Sehingga mereka bisa mencapai kesepakatan perdagangan dengan negara lain.

Sementara untuk Indonesia, masih terkendala dengan persoalan internal kementerian maupun kelembagaan sehingga ekspor belum bisa maksimal.

Selain masalah dari internal di Indonesia, Enggar juga melihat kendala Indonesia meningkatkan ekspor melalui perjanjian perdagangan dari negara yang mulai menerapkan proteksionisme. Proteksionisme adalah langkah suatu negara melindungi ekonomi dalam negeri dari persaingan luar negeri yang berarti sulit melaksanakan ekspor-impor.

"Kami tetap meyakini di 2018 ada beberapa perjanjian multilateral atau regional yang harus kami selesaikan selain perundingan-perundingan bilateral," tutur Enggar.

Adapun nilai ekspor Indonesia pada tahun 2016 hanya 145 juta dolar Amerika Serikat. Angka itu kalah dari negara tetangga seperti Kamboja (160 juta), Malaysia (184 juta) dan Thailand (231 juta). Padahal, jumlah penduduk di negara tersebut jauh lebih sedikit dari Indonesia.

Sementara secara kumulatif, nilai ekspor tahunan Indonesia pada 2017 mencapai 168,73 miliar dolar AS atau meningkat 16,22 persen dibanding tahun 2016, sedangkan nilai impor tahun 2017 mencapai 156,893 miliar dolar AS atau meningkat 15,66 persen dibanding tahun 2016.

"Ekspor 2017 dari satu sisi adalah capaian tertinggi surplus kita. Tetapi, kalau dibandingkan negara lain, kita secara relatif masih rendah, baik secara absolut maupun persentase pertumbuhannya," ujar Enggar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com