Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras dan Daging Ayam Picu Inflasi DKI Jakarta

Kompas.com - 01/02/2018, 19:12 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DKI Jakarta melaporkan, inflasi indeks harga konsumen (IHK) ibu kota pada Januari 2018 mencapai 0,43 persen secara bulanan (mtm). Dengan demikian, inflasi DKI Jakarta secara tahunan mencapai 3,14 persen (yoy).

Walau lebih tinggi dibandingkan rata-rata tiga tahun sebelumnya, yakni 0,27 persen (mtm), perkembangan inflasi di DKI Jakarta lebih rendah dibandingkan inflasi nasional, yang tercatat sebesar 0,62 persen (mtm).

Deputi Direktur KPw BI DKI Jakarta Fadjar Majardi menuturkan, meningkatnya inflasi kelompok volatile food atau harga pangan bergejolak menjadi penyumbang utama inflasi bulan ini. Hal ini tercermin dari inflasi kelompok pengeluaran bahan makanan yang mencapai 2,28 persen (mtm).

"Kenaikan harga daging ayam ras dan beras menjadi pemicu utama inflasi kelompok pengeluaran ini. Masing-masing komoditas tersebut naik sebesar 5,39 persen dan 6,27 persen (mtm)," ujar Fadjar dalam pernyataan resmi, Kamis (1/2/2018).

Baca juga: 2020, Pemerintah Targetkan Inflasi di Kisaran 3 Persen

Kenaikan harga daging ayam ras disebabkan dampak lanjutan dari berkurangnya pasokan Day Old Chick (DOC), serta distribusi vaksin ayam yang belum merata. Adapun kenaikan harga beras disebabkan menurunnya pasokan beras dari daerah produsen.

"Saat ini, tanaman padi di beberapa daerah sentra utama masih dalam masa tanam, yang berdampak pada terbatasnya pasokan," ungkap Fadjar.

Namun, langkah BUMD pangan DKI Jakarta, PT Food Station Tjipinang Jaya, menahan gejolak harga beras lebih lanjut di Ibukota, melalui tata kelola stok manajemen di Pasar Beras Induk Cipinang, kegiatan operasi pasar beras bersama Bulog, pengawasan di gudang-gudang dan komunikasi yang baik kepada masyarakat.

Kelompok inti masih bergerak relatif terkendali. Adanya kenaikan upah pembantu rumah tangga, emas perhiasan dan komoditas lain yang terdampak kenaikan harga pangan, tidak terlalu berpengaruh terhadap pergerakan inflasi inti yang berlebih.

Upah pembantu rumah tangga naik sebesar 1,82 persen (mtm) seiring kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2018. Sementara itu, harga emas perhiasan naik sebesar 1,25 persen (mtm) yang terkait dengan kenaikan harga emas internasional.

Adapun kenaikan harga pangan diikuti kenaikan komoditas lainnya, terutama nasi dengan lauk yang naik sebesar 1,44 persen (mtm). Namun, masih relatif terjaganya tekanan permintaan masyarakat serta nilai tukar yang terkendali, mampu menjaga inflasi inti secara  keseluruhan.

Terkendalinya inflasi Januari 2018 terutama dikontribusi kelompok administered prices atau harga yang diatur pemerintah, yang menglami deflasi. Walau terdapat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi seperti pertamax dan pertalite, tarif transportasi yang turun cukup dalam mampu menarik kelompok administered prices ke bawah.

Tarif angkutan udara dan kereta api masing-masing turun sebesar 9,07 persen (mtm) dan 6,49 persen (mtm). Hal ini seiring dengan berakhirnya libur panjang akhir tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com