Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Mengelola Penghasilan dengan Prinsip 10 – 20 – 30 – 40

Kompas.com - 02/02/2018, 07:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Mengelola penghasilan merupakan salah satu bagian yang sangat penting sebelum memulai investasi di reksa dana. Sederhana saja, kalau tidak ada dana, tentu tidak bisa menjadi investor reksa dana. Pertanyaannya, bagaimana cara mengelola penghasilan yang baik ?

Untuk menjadi investor reksa dana, tidak dibutuhkan dana yang besar. Saat ini sudah banyak manajer investasi dan agen penjual yang menetapkan Rp 100.000 sebagai minimum investasi. Mulai ada juga yang menetapkan Rp 10.000 sebagai minimum untuk membuka rekening reksa dana.

Yang menjadi permasalahan bukanlah Rp 10.000, Rp 100.000 atau bahkan Rp 10 juta yang menjadi minimum pembukaan. Sebab untuk yang penghasilannya besar sekalipun, jika semuanya dihabiskan untuk pengeluaran konsumtif tentu tidak ada sisa yang bisa diinvestasikan atau bahkan harus berhutang.

Mengelola penghasilan juga bukan berarti harus hidup berhemat dan tidak menikmati hidup sama sekali. Sepanjang direncanakan dengan baik, tetap ada porsi yang bisa digunakan untuk menikmati hidup dalam batasan yang wajar.

Salah satu referensi yang bisa digunakan dalam melakukan perencanaan bagaimana menghabiskan penghasilan adalah prinsip 10 – 20 – 30 – 40. Penjumlahan dari 10 + 20 + 30 + 40 adalah 100. Angka tersebut menunjukkan berapa persen dari penghasilan yang sebaiknya dialokasikan.

-Dok. Rudiyanto Zh -

10 Persen untuk Kebaikan

Berapapun penghasilan anda, besar ataupun kecil, upayakanlah untuk selalu berbuat kebaikan. Definisi berbuat kebaikan itu amat luas, tidak terbatas hanya pada memberikan donasi di tempat ibadah, tapi juga hal lain seperti berbakti kepada orang tua dan memberikan bantuan secara bijaksana kepada orang lain yang membutuhkan.

Angka ini juga bukanlah angka pasti yang sifatnya wajib, jika anda masih dalam tahap awal berkarir sehingga penghasilannya belum besar, bisa lebih kecil dari angka tersebut namun upayakan tetap ada.

Sebaliknya jika karier atau usaha anda sukses, tidak menutup kemungkinan juga untuk memberikan di atas persentase tersebut.

20 Persen untuk Masa Depan

Dalam konteks keuangan, persiapan untuk masa depan mencakup hal seperti Dana Darurat, Asuransi Jiwa dan Kesehatan, Dana Pendidikan Anak, Dana Pensiun, Dana untuk DP Rumah (bagi yang belum memiliki), Mengembangkan Kekayaan dan dana untuk berbagai tujuan keuangan lainnya.

Untuk pemenuhan Masa Depan tersebut bisa menggunakan berbagai produk jasa keuangan dan investasi seperti tabungan, deposito, asuransi dan reksa dana atau emas. Yang paling penting dalam pemilihan produk di atas adalah masyarakat harus memahami bahwa yang namanya investasi itu mengandung risiko.

Dengan memahami risiko, cara kerja, dan juga dengan hak dan kewajiban dalam produk jasa keuangan, maka masyarakat bisa menikmati potensi penghasilan dari produk tersebut di masa mendatang. Hal ini juga sesuai dengan slogan reksa dana “Pahami, Nikmati”.

30 Persen Cicilan

Dengan harga rumah yang semakin meningkat, jalanan yang semakin macet, dan fasilitas tranportasi publik yang mungkin belum tersedia secara merata di semua tempat, adalah sangat mungkin jika seseorang memiliki cicilan untuk rumah / apartemen dan kendaraan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com