Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada 2017, Pertumbuhan Ekonomi di Seluruh Kawasan Indonesia Positif

Kompas.com - 05/02/2018, 17:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 tercatat sebesar 5,07 persen. Adapun produk domestik bruto (PDB) berdasarkan angka berlaku mencapai Rp 13.588,8 triliun dan PDB per kapita Rp 51,89 juta.

Kepala BPS Suhariyanto menyebut, struktur perekonomian Indonesia secara spasial tahun 2017 masih didominasi kelompok provinsi di Pulau Jawa. Kontribusi Pulau Jawa terhadap perekonomian Indonesia mencapai 58,49 persen.

Kemudian, diikuti oleh Sumatera sebesar 21,66 persen, Kalimantan 8,.20 persen, dan Sulawesi 6,11 persen. Adapun sisanya sebesar 5,54 persen berada di pulau-pulau lainnya.

Data BPS menyebut, kontribusi Bali dan Nusa Tenggara terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3,11 persen. Adapun kontribusi Papua sebesar 2,43 persen.

Baca juga : BI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,1 Persen di Tahun 2017

"Seperti biasanya, Jawa dan provinsi-provinsi di dalamnya mencatat kontribusi terbesar," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/2/2018).

Meskipun demikian, Suhariyanto menyoroti pula tingginya pertumbuhan ekonomi di seluruh provinsi yang ada di Sulawesi. Bahkan, pertumbuhannya berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional, yakni di atas 6 persen.

BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan sebesar 7,23 persen, Sulawesi Tengah sebesar 7,14 persen, dan Sulawesi Utara 6,32 persen. Adapun pertumbuhan ekonomi Gorontalo tercatat sebesar 6,74 persen dan Sulawesi Barat 6,67 persen.

Terkait dengan kontribusi Bali terhadap pertumbuhan ekonomi, angkanya cenderung menurun. Hal ini disebabkan dampak erupsi Gunung Agung yang mengganggu aktivitas perekonomian di kawasan tersebut.

Adapun pertumbuhan ekonomi Sumatera tahun 2017 mencapai 4,30 persen, Jawa sebesar 5,61 persen, dan Kalimantan 4,33 persen. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi mencapai 6,99 persen, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 3,73 persen, serta Maluku dan Papua 4,89 persen.

Kompas TV Presiden Joko Widodo menegur Kementerian Perdagangan karena angka ekspor Indonesia masih kalah dengan angka ekspor negara negara di Asia Tenggara.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com