JAKARTA, KOMPAS.com - Standard Chartered Bank Indonesia menyayangkan sikap para pelaku usaha yang memilih "wait and see" memasuki tahun politik di 2018 ini. Seharusnya, para pelaku usaha memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin stabil.
Hal itu disampaikan oleh Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia, Rino Donosepoetro, di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Dalam paparannya, Rino menilai ajang pesta demokrasi Pemilih Kepala Daerah (Pilkada) 2018 tidak akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam arti negatif.
Semakin stabilnya perekonomian Indonesia bisa dilihat dari meningkatnya kepercayaan investor kepada Indonesia meningkat setelah tiga lembaga rating menaikan peringkat utang Indonesia ke level "investment grade".
Baca juga : Pelaku Ekonomi kalau Wait and See Terus, Enggak Akan Jalan...
Dia memerinci, lembaga pemeringkat Moody's memberikan peringkat utang Indonesia di level Baa3 dengan outlook positif.
Kemudian, lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s (S&P) juga menaikkan peringkat surat utang Indonesia menjadi layak investasi (investment grade) dengan tingkat BBB- dari sebelumnya BB+, dan berprospek stabil (stable).
Sementara, lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings juga menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi BBB dari sebelumnya BBB- dengan outlook tetap stabil.
"Mau sampai kapan lagi wait and see? Kalau Anda pelaku usaha, there no time to wait anymore,. Jadi kalau tidak ambil sekarang akan diambil yang lain kan?" kata Rino.
Baca juga : Hadapi Tahun Politik, Jokowi Minta Pengusaha Tak Hanya Wait and See
Rino menuturkan, konsumsi rumah tangga diestimasi tidak akan terdampak selama masa Pilkada. Menurut dia, konsumsi rumah tangga justru akan bertumbuh saat Pilkada berlangsung.
"Konsumsi menjelang Pilkada malah akan banyak. Ini momentumnya malah sangat kuat. Ekonomi Indonesia akan mampu melawan sentimen Pilkada," tutur dia.
Standard Chartered Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di rentang 5,2-5,3 persen. Sejumlah faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun ini diantaranya, ekspor, kebijakan fiskal dan kebijakan moneter pemerintah.
"Partisipasi swasta juga akan meningkat tahun ini, seiiring masih dibangunnya infrastruktur," pungkas dia.
Baca juga : Standard Chartered: Tahun Ini, Pemerintah Terus Mendorong Daya Beli Masyarakat
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik ( BPS) melaporkan, produk domestik bruto ( PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2017 mencapai 5,07 persen.
Angka ini, menurut BPS, merupakan angka pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2014 silam.