Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Pemurnian Mineral Senilai Rp 1 Triliun Dibangun di Bangka

Kompas.com - 14/02/2018, 22:49 WIB
Heru Dahnur ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Investasi senilai Rp 1 triliun digelontorkan untuk pembangunan pabrik pemurnian mineral ikutan timah di daerah Air Anyir Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

Proses pembangunan infrastruktur diperkirakan berlangsung selama dua tahun di lahan seluas 10 hektar.

Direktur PT Putra Prima Mineral, Edi Sunanta mengatakan, investasi dilakukan bertahap yang dimulai dengan menyiapkan lahan dan pembangunan pabrik. Sejumlah teknologi antara lain dari China akan digunakan untuk operasional nantinya.

Ada pun produk turunan yang dihasilkan berupa mineral zircon dan elminit. Bahan baku berasal dari monazite atau sisa produksi pengolahan pasir timah yang banyak terdapat di Kepulauan Bangka Belitung.

Baca juga: PT Timah dan PLN Sepakati Pengadaan Listrik Industri

“Dengan adanya pabrik pemurnian, Kepulauan Bangka Belitung diharapkan bisa melakukan ekspor mineral ikutan timah,” kata Edi kepada Kompas.com, Rabu (14/2/2018).

Edi mengungkapkan, selain memasok kebutuhan ekspor, pabrik pemurnian diharapkan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak.

Hasil pemurnian berupa zircon dan elminit dibutuhkan industri pembuatan kaca, komponen elektronik dan battery.

Hingga saat ini pemerintah masih melarang ekspor untuk bahan baku yang belum diolah.

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman dan Bupati Bangka Tarmizi hadir langsung saat peletakan batu pertama pembangunan pabrik tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com