JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membentuk bursa syariah disebut masih sesuai target awal yang disepakati bersama.
Keduanya menargetkan bursa syariah sudah terbentuk di Indonesia paling lambat sebelum akhir tahun 2018 mendatang.
"Nanti yang manage dari Bursa Efek Indonesia, by sistemnya. Dari keanggotaannya, kami sudah bicara dengan beberapa asosiasi dan anggota bursa untuk jadi anggota di bursa syariah," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani saat ditemui usai acara di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (19/2/2018).
Baca juga : BEI Kaji Bangun Bursa Efek Syariah di Surabaya
Rosan menjelaskan, mekanisme bursa syariah, khususnya untuk pelaksanaan kegiatan perdagangan saham, akan diatur oleh BEI.
Kadin Indonesia dalam hal ini lebih kepada mengajak para pengusaha untuk bergabung di bursa syariah melalui jaringannya di seluruh Indonesia.
Dia menargetkan, untuk tahap awal, tidak perlu anggota bursa syariah berasal dari perusahaan yang belum listing di bursa, melainkan bisa dari anggota bursa yang sudah ada saat ini.
Total anggota yang diperkirakan bergabung sebagai anggota atau investor di bursa syariah ditetapkan sebanyak 100 perusahaan.
Baca juga : Kadin Target Pembentukan Bursa Syariah Paling Lambat Akhir 2018
Pihak BEI sebelumnya menuturkan, pembentukan bursa syariah merupakan keputusan tepat karena potensi pasar modal syariah di Indonesia sangat besar.
Selain itu, faktor penduduk di Indonesia yang adalah muslim juga menjadi salah satu alasan pendukung kehadiran bursa syariah.
Baca juga : BEI Bersiap Rilis Indeks Baru pada Tahun Ini