Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin Sebut Pembentukan Bursa Syariah Masih Sesuai Jadwal

Kompas.com - 19/02/2018, 15:04 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membentuk bursa syariah disebut masih sesuai target awal yang disepakati bersama.

Keduanya menargetkan bursa syariah sudah terbentuk di Indonesia paling lambat sebelum akhir tahun 2018 mendatang.

"Nanti yang manage dari Bursa Efek Indonesia, by sistemnya. Dari keanggotaannya, kami sudah bicara dengan beberapa asosiasi dan anggota bursa untuk jadi anggota di bursa syariah," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani saat ditemui usai acara di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (19/2/2018).

Baca juga : BEI Kaji Bangun Bursa Efek Syariah di Surabaya

Rosan menjelaskan, mekanisme bursa syariah, khususnya untuk pelaksanaan kegiatan perdagangan saham, akan diatur oleh BEI.

Kadin Indonesia dalam hal ini lebih kepada mengajak para pengusaha untuk bergabung di bursa syariah melalui jaringannya di seluruh Indonesia.

Dia menargetkan, untuk tahap awal, tidak perlu anggota bursa syariah berasal dari perusahaan yang belum listing di bursa, melainkan bisa dari anggota bursa yang sudah ada saat ini.

Total anggota yang diperkirakan bergabung sebagai anggota atau investor di bursa syariah ditetapkan sebanyak 100 perusahaan.

Baca juga : Kadin Target Pembentukan Bursa Syariah Paling Lambat Akhir 2018

Pihak BEI sebelumnya menuturkan, pembentukan bursa syariah merupakan keputusan tepat karena potensi pasar modal syariah di Indonesia sangat besar.

Selain itu, faktor penduduk di Indonesia yang adalah muslim juga menjadi salah satu alasan pendukung kehadiran bursa syariah.

Baca juga : BEI Bersiap Rilis Indeks Baru pada Tahun Ini

Kompas TV 2,4 Miliar Dollar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 32 Triliun adalah kesepakatan kerja sama investasi yang digiring Kamar Dagang dan Industri Indonesia dengan para pengusaha asal saudi arabia. Kesepakatan kerja sama ini tersebar melalui beberapa sektor. Terutama properti di Arab dan wisata religius seperti umrah dan haji. Dari kesepakatan yang dicapai oleh Kadin kedua negara, tidak ada satu pun yang merambah sektor energi. Realisasi investasi ini bahkan tidak akan dilakukan dalam waktu dekat, melainkan paling cepat satu tahun mendatang. Dalam catatan BKPM, Arab Saudi bukanlah investor terbesar untuk Indonesia, bahkan posisinya buncit di rangking 57. Kadin menjelaskan, hal ini karena kurangnya komunikasi antar dua negara setelah komitmen dibuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com